Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Puji Pemerintah Nigeria karena Memblokir Twitter

Kompas.com - 10/06/2021, 06:39 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber TechCrunch

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Presiden Nigeria Muhammadu Buhari memblokir media sosial Twitter di negaranya. Pemblokiran dimulai pada Jumat (4/6/2021).

Pemblokiran itu dilakukan setelah Twitter menghapus kicauan dari sang presiden yang diunggah pada 2 Juni lalu. Dalam twit yang dihapus itu, Buhari mengancam militan separatis di Nigeria.

Aksi pemblokiran ini rupanya didukung oleh mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. "Selamat untuk Nigeria, yang baru saja memblokir Twitter karena mereka memblokir presiden mereka," kata Trump dalam sebuah pernyataan.

Trump, yang Januari lalu ditendang dari berbagai platform media sosial, berharap lebih banyak negara yang mengikuti jejak Nigeria untuk memblokir Twitter, dan juga Facebook.

Baca juga: Twitter Blue Resmi Meluncur, Ini Bedanya dengan Versi Biasa

"Negara-negara lain seharusnya memblokir Twitter dan Facebook yang tidak mengizinkan kebebasan berbicara, semua suara harus didengar," lanjut Trump, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Tech Crunch, Rabu (9/6/2021).

Trump menilai, perusahaan media sosial tidak punya hak untuk mendikte mana yang baik dan mana yang jahat. Facebook dan Twitter, imbuh Trump, seharusnya sudah diblokir di AS saat dia masih menjabat orang nomor satu di negara tersebut.

"Tapi, Zuckerberg (CEO Facebook) terus menghubungi saya dan datang ke Gedung Putih untuk makan malam, memberi tahu saya betapa hebatnya saya. 2024?," katanya sesumbar.

Untuk "menangkal hoaks dan informasi palsu"

Juru bicara Presiden Nigeria mengatakan, pemblokiran Twitter hanya bersifat sementara dengan dalih untuk menangkal hoaks dan informasi palsu.

Pemerintah Nigeria juga meminta perusahaan-perusahaan media untuk menghapus akun Twitter mereka dan tidak lagi menggunakan platform microblogging itu sebagai sumber berita.

Baca juga: Deretan Media Sosial dan Layanan Online yang Memblokir Donald Trump

"Stasiun penyiaran dengan ini disarankan untuk menghapus handle Twitter dan tidak lagi menggunakan Twitter sebagai sumber (UGC) untuk menghimpun informasi dan menerbitkan berita dan program," begitu penggalan pernyataan pemerintah Nigeria.

Pemerintah Nigeria juga mengancam akan memberikan sanksi bagi warga negara yang tidak mengindahkan larangan pemerintah. Namun, tidak disebutkan apa hukuman yanga akan dikenakan.

Trump diblokir permanen dari Twitter

Trump sendiri telah diblokir secara permanen di Twitter setelah beberapa unggahannya dinilai memicu kekerasan yang terjadi di Capitol Hill awal tahun 2021. Sementara, Facebook juga masih menangguhkan akun Trump di jejaring sosialnya.

Baru-baru ini, Facebook mempertimbangkan untuk memulihkan akun Trump, tetapi memutuskan untuk menangguhkannya selama dua tahun ke depan, dimulai sejak Januari 2021.

"Pada akhir periode ini, kami akan meminta para ahli untuk menilai apakah risiko terhadap keselamatan publik sudah berkurang," kata Vice President for Global Affairs and Communications di Facebook, Nick kata Clegg.

Baca juga: Donald Trump Diblokir dari Facebook dan Instagram Selama 2 Tahun

Sebelum membolehkan Trump kembali ke media sosialnya setelah dua tahun, Facebook mengatakan akan mengevaluasi berbagai faktor risikonya terlebih dahulu.

Jika dinilai masih menimbulkan risiko serius terhadap keselamatan publik, Facebook bakal memperpanjang penangguhan akun Trump dan akan terus mengevaluasi perkembangannya hingga risiko surut.

"Ketika penangguhan akhirnya dicabut, akan ada serangkaian sanksi ketat yang meningkat dengan cepat yang akan dipicu jika Trump melakukan pelanggaran lain di masa depan, termasuk penghapusan akun dan halaman secara permanen," imbuh Clegg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber TechCrunch


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com