Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikasi Android Pengukur Saturasi Oksigen, Bisakah Diandalkan?

Kompas.com - 02/07/2021, 17:45 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber The Verge

Dalam penelitian itu disebutkan beberapa alasan mengapa aplikasi pemeriksaan oksimetri di gadget sebaiknya tidak dijadikan acuan utama.

Pertama, kumpulan data atau dataset yang diujikan tidak menyertakan berbagai macam jenis kulit. 

Kedua, dataset yang diuji mencakup kisaran saturasi oksigen yang terbatas. Sebagian besar berada pada kisaran normal, yakni 95-100 persen. Sementara oksimeter yang digunakan secara klinis harus mencakup saturasi oksigen 70 persen hingga 100 persen.

Ketiga, tidak ada dataset independen yang menguji akurasi aplikasi.

"Saturasi oksigen yang diberikan oleh teknologi seperti itu (aplikasi di smartphone atau smartwatch) sebaiknya tidak dipercaya," tulis penelitian tersebut.

Beda standar pemeriksaan

Hasil pengukuran saturasi oksigen menggunakan aplikasi tak bisa dijadikan acuan utama mengingat standar pengukuran tingkat oksigen dalam darah pada aplikasi dan oksimeter medis, berbeda.

Baca juga: Cara Download dan Cetak Sertifikat Vaksin Covid-19

Dalam pemeriksaan medis, perangkat mengirimkan dua panjang gelombang cahaya yang berbeda melalui pemindaian ujung jari oleh sensor.

Gelombang cahaya tersebut adalah merah (red light) dan infrared. Hemoglobin, protein yang membawa oksigen ke dalam darah, menyerap lebih banyak infrared ketika membawa oksigen.

Sebaliknya, jika tidak membawa cukup banyak oksigen maka menyerap lebih banyak cahaya merah. Dari situlah perangkat menghitung seberapa banyak oksigen yang bersirkulasi di dalam tubuh.

Sementara itu, smartphone rata-rata hanya memiliki cahaya putih (white light). Sehingga, smartphone tidak bisa memeriksa secara akurat, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Jumat (2/7/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber The Verge


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com