Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Facebook Mobility, Google Traffic, dan Night Light NASA yang Dipakai Memantau Mobilitas Warga Selama PPKM Darurat

Kompas.com - 07/07/2021, 21:05 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan akan memantau mobilitas warga secara virtual.

Patauan dilakukan selama program PPKM Darurat diterapkan, yakni mulai 3-20 Juli 2021. Luhut mengatakan akan menggunakan beberapa alat (tools) yang digunakan untuk memantau mobilitas masyarakat.

Baca juga: Cara Aman Melaporkan Kantor yang Melanggar PPKM Darurat lewat Aplikasi JAKI

Pemerintah menargetkan bisa menurunkan mobilitas warga hingga 30-50 persen dengan PPKM Darurat.

"Kita engage Facebook Mobility dan Google Traffic serta cahaya malam dengan NASA. Jadi dengan begitu kita bisa melihat pelaksanaan daripada PPKM ini apakah dilaksanakan dengan baik," ujar Luhut.

Lantas, apa sebenarnya alat yang disebutkan Menko Marves untuk memantau mobilitas masyarakat tersebut? Simak jawabannya dari hasil penelusuran KompasTekno di situs Google, Facebook, dan NASA, Rabu (7/7/2021) berikut ini.

Google Traffic

Tangkapan layar Laporan Mobilitas Masyarakat yang dihimpun Google, merinci pergerakan masyarakat di beberapa daerah di Indonesia.Google Traffic Tangkapan layar Laporan Mobilitas Masyarakat yang dihimpun Google, merinci pergerakan masyarakat di beberapa daerah di Indonesia.

Sejak pandemi covid-19 muncul tahun 2020 lalu, Google merangkum mobilitas masyarakat di berbagai negara dalam Laporan Mobilitas Masyarakat Selama Pandemi Covid-19.

Laporan yang bisa diakses publik ini bertujuan untuk memberikan analisis mengenai perubahanapa saja yang terjadi akibat penerapan kebijakan terkait Covid-19 yang diterapkan berbagai negara, termasuk Indonesia.

Tidak hanya skala nasional, laporan ini juga merinci data per wilayah di Indonesia.

Dirangkum dari situs resmi Google, laporan ini memetakan berbagai tren pergerakan dari waktu ke waktu berdasarkan geografi di berbagai lokasi.

Baca juga: Link Download 11 Aplikasi Telemedicine Gratis Kemenkes untuk Isoman

Misalnya di retail dan rekreasi, toko bahan makanan dan apotek, taman, pusat transportasi umum, tempat kerja dan area permukiman.

Laporan ini diurai berdasarkan lokasi dan menampilkan perubahan jumlah kunjungan ke tempat-tempat tersebut. Google mengatakan akan secara rutin memperbarui informasi di dalamnya.

Facebook mobility data

Tangkapan layar laman Data for Good dari Facebook yang menampilkan laporan terkait Covid-19 di beberapa negara, termasuk laporan mobilitas masyarakat.Facebook Data for Good Tangkapan layar laman Data for Good dari Facebook yang menampilkan laporan terkait Covid-19 di beberapa negara, termasuk laporan mobilitas masyarakat.

Tidak hanya Google, Facebook juga menelurkan situs khusus untuk membantu pemerintah atau lembaga non-profit mencari data mobilitas masyarakat yang terdampak kebijakan Covid-19.

Data tersebut ditampilkan di laman Data for Good. Laporan ini juga tersedia untuk berbagai negara dan dalam berbagai bahasa.

Dalam situs resminya, Facebook mengatakan bahwa peta yang disuguhkan menggunakan kumpulan data publik untuk melindungi privasi masyarakat. Laporan ini tidak dimaksudkan untuk tujuan diagnostik atau panduan perjalanan dan wisata.

Baca juga: Fitur Baru, Aplikasi PeduliLindungi Bisa untuk Check-in di Bandara dengan QR Code

Mobilisasi masyarakat bisa dilihat pada menu "Perubahan dalam Pergerakan" dan "Persentase Orang Tetap di Tempat". Namun, saat mengecek untuk wilayah Indonesia, data tersebut tidak dapat dilihat. 

Night Light NASA

Ilustrasi peta citra satelit atau cahaya malam dari NASA.Earth Observatory NASA Ilustrasi peta citra satelit atau cahaya malam dari NASA.

Peta citra satelit bumi atau yang lebih dikenal sebagai "cahaya malam" sudah dirilis oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) AS sejak beberapa tahun lalu. Peta ini digunakan para peneliti maupun publik selama kurang lebih 25 tahun.

Baca juga: Aplikasi Android Pengukur Saturasi Oksigen, Bisakah Diandalkan?

Dengan peta ini, publik bisa melihat wilayah-wilayah mana yang rapat dengan gemerlap lampu, mengindikasikan kepadatan penduduk dan aktivitas masyarakat. Wilayah lain yang masih belum padat penduduk hingga belum berpenghuni juga bisa dipantau dengan peta ini.

Dirangkum dari situs NASA, peta cahaya malam terus dimutakhirkan dari waktu ke waktu. Sejak tahun 2011, Nasa dan mitranya menganalisis data cahaya malam dan mengembangkan software baru serta algoritma untuk membuat data lebih jelas, akurat, dan mudah diakses.

Belum diketahui bagaimana pemerintah Indonesia menggunakan tool dari NASA ini untuk memantau mobilitas masyarakat selama PPKM Darurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com