Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Ungkap Smarwatch Bisa Pantau Efek Jangka Panjang Penyintas Covid-19

Kompas.com - 12/07/2021, 09:14 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada awal Januari lalu, dua penelitian berbeda menunjukkan bahwa jam tangan pintar alias smartwatch dapat digunakan untuk mendeteksi virus Covid-19 secara dini.

Hal tersebut dimungkinkan berkat adanya data dari fitur-fitur pendeteksi kegiatan, termasuk aktivitas olahraga, detak jantung, kadar oksigen dalam tubuh, pelacakan waktu tidur, hingga pendeteksi jatuh.

Studi terbaru menunjukkan, data dari smartwatch juga bisa dimanfaatkan untuk melacak pemulihan pasien pasca terinfeksi Covid-19. Khususnya, memantau durasi dan variasi efek jangka panjang yang dialami oleh penyintas Covid-19.

Seperti diketahui, orang yang terkonfirmasi Covid-19 bisa mengalami fenomena yang dikenal dengan istilah long covid.

Para penyintas masih merasakan gejala seperti sesak napas, sakit kepala, depresi, jantung berdebar, dan nyeri dada, meski sudah dinyatakan negatif dari Covid-19.

Riset dari kelompok ilmuwan di Scripps Research Translational Institute di La Jolla, California, ini mencoba melihat gejala apa saja yang masih dirasakan oleh penyintas Covid-19 menggunakan data dari smartwatch.

Kemudian, dilihat seberapa lama kondisi para penyintas Covid-19 ini bisa kembali normal seperti sedia kala.

Menggunakan aplikasi dan data

Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan metode Digital Engagement and Tracking for Early Control and Treatment (DETECT) alias penelitian jarak jauh berbasis aplikasi.

Setiap partisipan wajib mengunduh aplikasi bernama MyDataHelps. Setiap partisipan juga diwajibkan membagikan data pelacakan aktivitas dari smartwach yang dikenakan seperti Fitbit dan Apple Watch. 

Dalam penelitian ini, para ilmuwan fokus menganalisis data smartwatch milik 875 partisipan yang melaporkan mengalami gejala demam, batuk, nyeri tubuh, atau gejala penyakit pernapasan lainnya.

Dari jumlah tersebut, 234 partisipan dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Sementara, sisanya, 641 partisipan dinyatakan negatif Covid-19.

Baca juga: Masker Canggih Ini Bisa Deteksi Covid-19 Lewat Napas

Peningkatan detak jantung

Meski tak selengkap smartwatch lain, Huawei Watch GT 2 memiliki sejumlah fitur seperti pemindai denyut nadi (foto kiri) dan pemutar musik.
KOMPAS.com/ OIK YUSUF Meski tak selengkap smartwatch lain, Huawei Watch GT 2 memiliki sejumlah fitur seperti pemindai denyut nadi (foto kiri) dan pemutar musik.
Riset menunjukkan, para partisipan merasakan sejumlah perubahan kondisi tubuh.

Misalnya seperti menjadi menjadi lebih banyak tidur, lebih sedikit berjalan, dan mengalami peningkatan detak jantung istirahat (resting heart rate/ RHR) setelah sakit.

Untuk diketahui, resting heart rate adalah kondisi detak jantung seseorang dalam keadaan rileks alias tidak berolahraga.

Partisipan yang sebelumnya dinyatakan positif, Covid-19 ternyata merasakan perubahan yang lebih besar dibandingkan partisipan yang tidak terinfeksi Covid-19.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com