Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Penyelundupan Ratusan Prosesor Bernilai Rp 1,8 Miliar, Ditempel di Sekujur Badan

Kompas.com - 12/07/2021, 16:02 WIB
Bill Clinten,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelangkaan komponen chipset untuk gadget dan komputer yang belakangan tengah melanda dunia memicu sejumlah orang untuk melakukan tindakan kriminal.

Pada pertengahan Juni lalu, seorang pengemudi truk tertangkap basah di jembatan Hong Kong-Zhuhai-Macau oleh pihak bea cukai setempat lantaran berupaya menyelundupkan 256 unit prosesor (CPU) merek Intel.

Truk yang ia kendarai sebenarnya tidak membawa ratusan CPU tersebut, namun CPU selundupan itu ditempelkan di sekujur tubuh si sopir, seperti di dada dan di kedua betis kaki.

Ilustrasi sejumlah CPU selundupan yang ditempelkan di kedua betis sopir truk di Hong Kong.HKEPC.com Ilustrasi sejumlah CPU selundupan yang ditempelkan di kedua betis sopir truk di Hong Kong.

Adapun prosesor yang hendak diselundupkan berjenis Intel Core i7-10700 dan Core i9-10900K. Nilai banderol totalnya ditaksir mencapai 800.000 yuan atau sekitar Rp 1,8 miliar.

Sepuluh hari setelah kasus tersebut, tepatnya 26 Juni lalu, pihak bea cukai kembali memergoki oknum yang ingin menyelundupkan sekitar 52 unit CPU bermerek Intel di area yang sama.

Namun, alih-alih ditempelkan di badan, puluhan CPU tersebut ketahuan disimpan di antara kursi sopir dan penumpang.

Baca juga: Ratusan GPU Nvidia Selundupan Diamankan dari Kapal Nelayan

Tak berhenti sampai di situ, kasus penyelundupan kembali terjadi pada 5 Juli lalu di Lok Ma Chau Control Point yang terletak di perbatasan antara mainland China dan Hong Kong. 

Kala itu, petugas menemukan sekitar 2.200 unit CPU, 1.000 keping RAM, 630 unit smartphone, dan 70 buah produk kecantikan dalam sebuah truk. 

Untuk mengelabui pihak bea cukai, sang sopir menyembunyikan seluruh barang tersebut di antara tumpukan barang elektronik. Total harga ribuan barang selundupan ini diperkirakan mencapai 4 juta dolar AS (sekitar Rp 57,9 miliar).

Baca juga: Laptop dan PC Kekurangan Stok, Diprediksi Baru Pulih pada 2022

GPU juga sempat diselundupkan

Ilustrasi sejumlah GPU di beberapa rak yang sedang dipakai menambang mata uang kripto.Techspot Ilustrasi sejumlah GPU di beberapa rak yang sedang dipakai menambang mata uang kripto.
Seperti diketahui, kasus penyelundupan barang semikonduktor macam ini belakangan memang marak terjadi di China dan sekitarnya.

Namun, alih-alih CPU, beberapa kasus yang sebelumnya menyeruak merupakan penyelundupan kartu pengolah grafis (GPU).

Beberapa bulan lalu, misalnya, seorang oknum berupaya menyelundupkan puluhan kargo berisi GPU Nvidia GeForce RTX 3090 senilai 2,2 juta yuan (sekitar Rp 4,7 miliar) dari pabrik MSI di Taiwan.

Ada pula oknum yang mencoba menyelundupkan sekitar 300 unit GPU lewat sebuah kapal nelayan. Pihak bea cukai memergoki aksi ini ketika kapal tersebut berlabuh di dekat Bandara Internasional Hong Kong pada pukul 2 dini hari.

Diduga kuat, berbagai aksi penyelundupan GPU ini didorong oleh sulitnya mendapatkan komponen tersebut di pasaran.

Baca juga: Penambang Bitcoin di China Ramai-ramai Jual GPU dengan Harga Murah

Meski demikian, komponen GPU di wilayah China agaknya bakal semakin mudah dicari, seiring dengan maraknya penambang kripto yang beramai-ramai menjual GPU mereka, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TheRegister, Senin (12/7/2021).

Hal ini konon dipicu oleh pemerintah China yang menutup sejumlah pusat penambangan mata uang kripto, salah satunya Bitcoin, karena dianggap tidak ramah lingkungan.

Karena sejumlah kegiatan penambangan ditutup, maka mereka sejatinya tak membutuhkan GPU lagi dan konon memilih untuk menjualnya.

Sebagai efeknya, beberapa jenis GPU kelas atas di China pun turun harga. GPU Nvidia GeForce RTX 3060, misalnya, kini dijual dengan harga 1.760 yuan (sekitar Rp 3,9 juta), jauh lebih murah dari harga ritel yang dipatok 329 dolar AS (sekitar Rp 4,7 juta).

Baca juga: Tambang Bitcoin Bertumbangan di China, GPU Turun Harga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com