Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Cloud Disebut Bisa Kurangi Emisi Karbon hingga 78 Persen

Kompas.com - 09/08/2021, 16:02 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini, jejak karbon atau yang biasa disebut carbon footprint menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian banyak pihak.

Pasalnya, jejak karbon berupa jumlah emisi karbon dioksida (CO2) dari hasil berbagai aktivitas manusia dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan, termasuk perubahan iklim.

Oleh karena itu, tak mengherankan bahwa kalangan pemerintahan di berbagai belahan dunia berupaya menekan emisi karbon, termasuk dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di negaranya.

Terkait hal tersebut, sebuah riset terbaru yang dilakukan perusahaan penyedia layanan cloud, Amazon Web Services (AWS), menyebutkan bahwa teknologi komputasi awan alias cloud computing bisa membantu perusahaan memangkas emisi karbon rata-rata hingga 78 persen.

Baca juga: Tren Teknologi 2021, dari Hybrid Cloud, AI, hingga Keamanan Siber

"Keseriusan dan fokus kami dalam berinovasi berhasil meningkatkan upaya penghematan energi pada operasi data center secara lebih cepat dibandingkan operasi pada infrastruktur on-premises tradisional," ujar Ken Haig, Head of Energy Policy for Asia Pacific & Japan at AWS.

AWS merinci, 67 persen dari total pengurangan carbon footprint itu tercapai berkat server cloud yang hemat energi, berteknologi canggih, serta dimanfaatkan secara optimal dan efisien.

Sementara itu, pengurangan emisi karbon 11 persen sisanya didapat berkat pusat data (data center) cloud yang menggunakan daya dan sistem pendingan yang lebih efisien.

"Metode pendinginan yang efisien, aliran udara yang dioptimalkan, dan infrastruktur kelistrikan yang lebih baru dan lebih efisien bisa mengurangi kerugian dari distribusi daya di data center," tulis AWS di laporan risetnya.

Dalam risetnya, AWS bersama dengan 451 Research melakukan survei terhadap 500 perusahaan yang sudah bermigrasi dari pusat data lokal (on-premise) ke pusat data cloud, menggunakan layanan cloud AWS yang tersebar di wilayah Asia Pasifik.

Perusahaan yang disurvei berasal dari negara Australia, India, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan.

Bisa kurangi emisi karbon hingga 90 persen, asalkan...

Sebenarnya, menurut AWS, potensi pemangkasan emisi karbon dari pemanfaatan teknologi cloud ini bisa ditingkatkan hingga lebih dari 90 persen.

Asalkan, penyediaan layanan cloud seperti AWS bisa menggunakan energi terbarukan (renewable energy) lebih banyak lagi, sebagai sumber energi layanan cloud miliknya.

Baca juga: Indonesia Disebut Pasar Potensial Layanan Cloud, Ini Tantangan yang Dihadapi

Menurut Bloomberg New Energy Finance (BNEF), hingga akhir 2020, baru terdapat 75 PPA korporasi (dengan total 4,5GW) yang telah dieksekusi di kawasan Asia Pasifik hingga hari ini.

Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kawasan Eropa yang sudah mengeksekusi sekitar 233 (14GW). Di Amerika Serikat sendiri angka ini tercatat sebesar 959 (43GW).

AWS menghitung, bila operator cloud perusahaannya bisa menggunakan 100 persen energi terbarukan, maka potensi pengurangan carbon footprint perusahaan yang ada di wilayah Asia-Pasifik akan bertambah hingga 15 persen.

Halaman:


Terkini Lainnya

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
AMD Umumkan Prosesor Ryzen Pro 8000, Bawa AI ke Laptop dan Desktop

AMD Umumkan Prosesor Ryzen Pro 8000, Bawa AI ke Laptop dan Desktop

Hardware
Samsung S22 Series, Tab S8, Z Fold 4, dan Z Flip 4 Kebagian Galaxy AI Bulan Depan

Samsung S22 Series, Tab S8, Z Fold 4, dan Z Flip 4 Kebagian Galaxy AI Bulan Depan

Software
Kominfo Sebut Game Bermuatan Kekerasan Bisa Diblokir

Kominfo Sebut Game Bermuatan Kekerasan Bisa Diblokir

Game
Siap-siap, Microsoft Selipkan Iklan di 'Start Menu' Windows 11

Siap-siap, Microsoft Selipkan Iklan di "Start Menu" Windows 11

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com