Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Foto Kerupuk Rambak di Akun Instagram Apple, Jepretan Fotografer Semarang

Kompas.com - 12/08/2021, 17:22 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat membuka akun Instagram resmi Apple, tampak sebuah foto dengan setting sebuah pasar, yang tidak asing bagi sebagian besar warga Indonesia.

Foto tersebut menampilkan siluet seorang bapak bertopi lebar dengan barang dagangannya. Dua bungkus kerupuk rambak bertuliskan "Kulit Asli" tergantung di atas tumpukan kardus produk asal Indonesia.

"Dont miss what's hidden in the shadow" demikian caption yang ditulis Apple, seolah ingin menunjukkan kemampuan rentang dinamis sensor kamera iPhone, dalam menangani scene terang (kerupuk di background) dan gelap (pedagang dan barang jajaannya) dalam satu bingkai foto.

Setelah membaca takarir (caption), terdapat sebuah akun yang ditandai (tag) dengan handle @amranrezha. Setelah ditelusuri, akun tersebut rupanya milik salah satu seorang kreator digital asal Indonesia.

Baca juga: Fotografer Asal Banyuwangi Ini Memotret Tanpa Tangan dan Kaki

Tak pelak, kolom komentar pun dijejali komentar warganet Indonesia yang menyuarakan betapa bangganya foto buatan fotografer Tanah Air dengan setting lokasi di Indonesia pula, nangkring di Instagram resmi Apple.

"Indonesia!"

"Itu Indonesia."

Begitu kira-kira sebagian besar isi komentar di fotografi jalanan (street photography) tersebut.
Beberapa lainnya menulis "kerupuk rambak" atau "kulit sapi", merujuk pada makanan khas asal Indonesia yang masuk dalam bingkai foto.

Jadi kebanggaan

Kebanggaan itu bukan hanya milik warganet Indonesia, tapi juga Rezha Sahhilny Amran, si empunya foto tersebut.

"Aku enggak tahu apakah aku orang Indonesia pertama (yang fotonya diunggah Apple) atau tidak. Tapi ini sebuah kebanggan," aku Rezha ketika diubungi KompasTekno melalui sambungan telepon.

"Aku juga cukup bangga karena itu kampung halamanku," imbuh pria asal Semarang ini.

Rezha menganggap capaian ini merupakan sebuah pengakuan atas karya yang dihasilkan dari sebuah hobi. Pria yang bekerja sebagai praktisi kehumasan ini memang punya hobi fotografi.

Segala jenis kamera sudah dijajal, mulai dari kamera DSLR, mirrorless, hingga smartphone yang biasa digunakan sehari-hari.

Sebenarnya, ia pernah mencoba beberapa aliran fotografi selain street photography. Tapi aliran itu yang justru lebih memikatnya.

Baca juga: iPhone Berikutnya Bakal Punya Kamera seperti Oppo dan Samsung

"Aku menemukan passion di street photography karena itu cukup menantang. Menangkap momen yang mungkin orang awam terlewatkan, itu suatu kebahagiaan tersendiri, itulah nikmatnya street photography," tutur Rezha yang mulai sering mengunggah streetphotgrapy di Instagram pribadinya sejak tahun 2014.

Capaian ini juga membuktikan bahwa foto yang bagus, tidak melulu harus dihasilkan oleh gawai atau perangkat yang canggih.

"Kamera atau perangkat (yang canggih) bukan jadi penghambat kita berkarya untuk street photography, itu yang coba saya konsisten lakukan," imbuhnya.

Cerita di balik foto estetik

Rezha menceritakan bahwa foto itu diambil di pasar Karang Ayu Semarang pada 23 Agustus 2020, saat ia memiliki kesempatan untuk pulang ke kampung halaman di tengah masa pandemi.

Pagi itu, sekitar pukul 06.00 WIB, ia mengantar sang isteri ke pasar yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Sambil menanti sang isteri berbelanja, Rezha menghabiskan waktu untuk berburu foto baru.

Sebenarnya, Rezha sudah melewati sosok bapak pedagang yang menjadi subyek fotonya. Tapi ia kembali mendekat ke sosok tersebut karena tertarik dengan topi yang dikenakan.

"Topi bapak itu super unik, jarang orang Indonesia pakai topi itu," jelasnya.

Apalagi, saat itu terik matahari sedang berada pada momen emas, terang dan kuat. Sehingga, menjadi waktu yang tepat bagi Rezha untuk mengabadikannya diam-diam (candid).

Rezha mengambil jarak sekitar 3-4 meter dari sosok tersebut sambil mengotak-atik pengaturan kamera pada mode manual di iPhone 7 Plus, yang sudah digunakannya sejak 2018 lalu.

Baca juga: Tips Memotret dengan Smartphone ala Fotografer Nikko Ilham

Ia lebih dulu menurunkan tingkat kecerahan lalu mengambil beberapa jepretan. Konsep siluet atau bayangan dipilih bukan tanpa sebab. Selain estetika, konsep ini dipilih untuk menjaga privasi subyek foto.

"Di street photogrpagy kan kita membidik orang yang kita enggak kenal, di mana privasi atau identitas orang itu bisa jadi tertangkap lalu kita publikasikan. Saat itu, bayangan yang menaungi wajah beliau semakin kuat dan akhirnya foto itu cukup estetik tapi tidak menimbulkan risiko, atau merugikan subyek foto," jelas Rezha.

Setelah memilih foto yang dianggap paling bagus, Rezha memolesnya di aplikasi Lightroom dengan sedikit perbaikan. Rezha mengatakan bahwa ia hanya sekadar iseng mengunggah foto tersebut dengan membubuhkan tagar #shotoniphone.

Beberapa foto yang terpajang di feed Instagram miliknya pun dibubuhi tagar serupa. Tidak ada niatannya untuk ikut kompetisi fotografi #shotoniphone yang diselenggarakan Apple tiap tahunnya, yang melombakan foto-foto yang diambil dari kamera iPhone.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by apple (@apple)

Apple Fanboy yang dapat e-mail dari Apple

Selain bangga karena membawa nama Semarang dan Indonesia, Rezha juga bangga karena dirinya adalah seorang Apple Fanboy, sebutan untuk penggemar produk Apple.

iPhone pertamanya adalah iPhone 3Gs yang dirilis pada 2009 silam. Ia hijrah menjadi pengguna iPhone setelah pensiun sebagai pengguna BlackBerry. Sejak saat itu, Rezha belum pindah ke smartphone non-iPhone hingga kini.

Beberapa model iPhone pernah digunakannya, seperti iPhone 4s, iPhone 5, iPhone 6, hingga iPhone 7 Plus yang ia pakai hingga saat ini.

Rezha mengatakan, sebelum fotonya diunggah ke akun Instagram resmi Apple, ia mendapat e-mail dari Apple.

Baca juga: Disodori Android, Fanboy Apple Yakin Itu iPhone

Sayangnya, Rezha enggan mengungkap detail isi e-mail karena bersifat rahasia. Intinya, e-mail itu berisi pemberitahuan bahwa fotonya kandidat kuat untuk diunggah ke akun resmi Apple.

Ia pun tidak mengatakan apakah ada apresiasi lain di luar exposure yang diterima lewat Instagram Apple. Tapi menurut Rezha, pengakuan akan karyanya jauh lebih bernilai dibanding materi.

"Sudah mendapat perhatian, sudah diberikan apresiasi dari Apple, membawa Indonesia ke mata dunia lewat akun resmi Apple, sudah sangat membanggakan," ujarnya.

Sindiran halus untuk Instagram

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Rezha menyampaikan sindirian halus untuk Instagram. Ia menulis "setelah Instagram is no longer only photo sharing app" yang merujuk ke pernyataan CEO Instagram, Adam Mosseri beberapa waktu lalu.

Singkatnya, Mosseri mengatakan bahwa Isntagram lebih dari aplikasi berbagi foto saja, tapi juga platform untuk berbelanja dan berbagi video pendek.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by rezha amran (@amranrezha)

Perubahan ini turut dirasakan Rezha yang sudah menjadi pengguna Instagram sejak tahun 2012, di tahun yang sama saat Facebook mengakuisisi Instagram. Ia mengaku rindu dengan Instagram versi lawas.

Baca juga: Bos Instagram Mengaku Nyontek Snapchat

"Itu sebenernya bikin aku kayak 'wah aku rindu Instagram zaman dulu'. Aku yakin banyak temen-teman Instagrammers lama yang mengamini," aku Rezha.

Baginya, Instagram lama yang masih minim fitur, merupakan tempat berbagi karya. Namun, fungsi itu mulai bergeser hari ini.

"Kita dulu di sosial media berkarya dan mengapresiasi karya, kalau sekarang kan luas banget peran sosial media dan netizen," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com