Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bukti Orang Indonesia Jarang Keluar Rumah Selama PPKM

Kompas.com - 26/08/2021, 15:03 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Mobilitas masyarakat di tempat-tempat seperti restoran, kafe, mal, bioskop tercatat turun 15 persen.

Tren kerja dari rumah alias work from home (WFH) selama pandemi juga membuat pergerakan masyarakat di tempat kerja cukup menurun walau tidak terlalu signifikan, yakni sebesar 11 persen.

Kunjungan ke apotek dan pasar meningkat

Meski demikian, pada periode 10 Juli hingga 21 Agustus ini, masyarakat Indonesia secara umum terpantau lebih banyak mengunjungi tempat-tempat seperti apotek, toko obat, supermarket, hingga pasar tradisional. Angka kenaikannya sebesar 12 persen.

Hal ini agaknya disebabkan karena masyarakat masih banyak yang pergi ke tempat-tempat itu untuk membeli dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mulai dari sembako, obat-obatan, bahan makanan, minum, dan lain sebagainya.

Baca juga: Ganjil Genap PPKM Bisa Dihindari dengan Google Maps

Hasil ini cukup berbeda dari laporan mobilitas Google pada Februari 2021 lalu. Pada periode 10 Januari hingga 21 Februari, mobilitas masyarakat untuk belanja di pasar dan apotek justru turun hingga 5 persen.

Bila pengguna ingin melihat data mobilitas masyarakat Indonesia per provinsi, bisa mengunduh data "Mobilitas Masyarakat Selama Pandemi Covid-19" untuk periode 10 Juli hingga 21 Agustus melalui tautan berikut ini.

Cara Google kumpulkan data

Senior Product Managers of Public and Environmental Health Google Health, Tomer Shekel mengungkapkan, data ini disediakan Google untuk membantu masyarakat hingga pihak berwenang untuk mengetahui pola pergerakan masyarakat.

Dari grafik data mobilitas ini, kata Shekel, setidaknya ada tiga insight yang bisa didapatkan, yaitu:

  • Bisa melihat perubahan mobilitas orang sejak adanya kebijakan social distancing/lockdown
  • Bisa terlihat dampak sosial dari penurunan/kenaikan mobilitas ini. Misalnya adanya pengurangan pengunjung di mal, kafe, restoran, dan sebagainya
  • Lalu bisa melihat tren aktivitas ekonomi masyarakat.

"Misalnya, apakah orang-orang sudah mulai menggunakan transportasi publik lagi atau sudah mulai bekerja di kantor lagi?" kata Shekel, Kamis (26/8/2021).

Baca juga: Facebook Tetap Bisa Melacak Lokasi Pengguna Meski Tanpa Izin

Sebagai informasi, hasil data mobilitas masyarakat ini didapatkan dari data anonim dari pengguna yang menyalakan fitur "Location History" di perangkat Android miliknya.

Lalu dibandingkan dengan data baseline mobilitas masyarakat Indonesia sebelum adanya pandemi, yaitu periode 6 Januari – 3 Februari 2020).

Google mengklaim bahwa pihaknya tidak mengambil data pribadi penggunanya. Sebab, mekanisme pengumpulan data disebut mirip dengan apa yang sudah mereka terapkan di beragam aplikasi bikinannya, salah satunya Google Maps.

Adapun fitur Location History tadi memang mati secara default, dan bisa diaktifkan atau dinon-aktifkan melalui pengaturan di halaman akun Google. Artinya, fitur tersebut tak akan menyala tanpa persetujuan dari pengguna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com