Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Gelaran Fiber Optic Perkuat Layanan Telko

Kompas.com - 27/08/2021, 13:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Layanan 5G mulai meluas, meski paling banyak masih di sekitaran Jakarta, dan umumnya operator fokus ke layanan internet untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan mendukung era industri 4.0.

XL Axiata sama dengan Indosat, memanfaatkan spektrum untuk layanan 4G LTE di 1.800 MHz dan 2.100 MHz, sementara Telkomsel yang sudah mendahului, memanfaatkan spektrum 2.300 MHz selebar 50 MHz milik mereka.

Layanan 5G yang supercepat memang mensyaratkan kepemilikan spektrum milimeterband, di 26 GHz (26.000 MHz) dan 35 GHz, selain bisa di 2,6 GHz yang juga digunakan gelombang mikro.

Pemerintah belum juga memberi kepastian kapan milimeterband itu dirilis, dan industri pun masih penuh tanda tanya, berapa harga “tebusan” 1.000 MHz yang ada di spektrum-spektrum tadi.

Spektrum bukan satu-satunya

Tetapi spektrum bukan satu-satunya syarat untuk menggelar 5G, sebab keberadaan serat optik, FO (fiber optic), lebih dominan sebagai prasarana pengantar spektrum.

Baca juga: Kabel Optik Palapa Ring Akan Diulur di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Adalah tidak mungkin membangun menara setinggi 32 meter atau 70 meter, atau sekadar tiang (pole), untuk gelaran 5G di setiap 200 meter, sesuai sifat frekuensi tinggi yang cakupannya lebih sempit.

Serat optik akan jadi prasarana utama, sekaligus menjadi antena radionya atau BTS (base transceiver)-nya, seperti jaringan prasarana di MRT dengan kabel coaxial.

Tiap operator saat ini menggelar jaringan serat optik sendiri, Telkomsel sudah menggelar lebih dari 160.000 km FO, XL Axiata 130.000 km milik sendiri dan sewa, Indosat 60.000-an kilometer, Smartfren, pemilik 20 persen saham Moratel yang punya 20.000 km FO.

Berapa panjang dibutuhkan FO untuk melayani seluruh wilayah Indonesia, yang terdiri dari 17.500 pulau? Konon butuh lebih dari satu juta kilometer.

Kalau saja operator telko mau berbagi (sharing) prasarana dan sarana FO, atau melakukan konsolidasi, akan dihemat ratusan triliun rupiah yang bisa dialokasikan ke hal yang lebih penting.

Di sisi lain pemerintah juga harus bisa menghilangkan trauma, jika terjadi konsolidasi antar-operator, jangan sampai terulang mimpi buruk seperti dialami XL Axiata awal abad ini ketika mengakuisisi Axis.

Rambut manusia

Banyak keunggulan serat optik dibanding prasarana lain untuk telekomunikasi, seperti satelit dan gelombang mikro (microwave), antara lain kapasitas, kejernihan suara dan latensi.

Itu sebabnya Bakti, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika Kementerian Kominfo, membangun puluhan ribu kilometer serat optik (FO) yang namanya Palapa Ring, menghubungkan pulau-pulau dan daratan seluruh Indonesia.

(Ki-ka) Direktur/Chief Service Management Officer XL, Yessie D. Yosetya dan Sr. General Manager North Region XL, Handono Warih saat meninjau pembangunan jaringan Fiber Optic (FO) Pontianak - Singkawang, di Desa Peniti Besar, Kecamatan Segedong, Senin (22/8).XL (Ki-ka) Direktur/Chief Service Management Officer XL, Yessie D. Yosetya dan Sr. General Manager North Region XL, Handono Warih saat meninjau pembangunan jaringan Fiber Optic (FO) Pontianak - Singkawang, di Desa Peniti Besar, Kecamatan Segedong, Senin (22/8).

Lewat kerja sama dengan swasta, terbangun 12.148 kilometer dari target 36.000 kilometer FO yang terdiri dari tujuh lingkar dan satu backhaul untuk menghubungkan ketujuh lingkar tadi.

Dengan adanya tujuh lingkar di seluruh Indonesia, jika ada gangguan, misalnya putus di salah satu lingkar, aliran informasi bisa dialihkan ke lingkar yang lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com