KOMPAS.com - Belakangan ini, aset kepemilikan karya digital seperti foto, video, atau karya virtual lainnya marak dijual dalam bentuk Non-Fungible Token atau NFT.
Aset digital yang dijual dalam bentuk NFT, akan memiliki "sertifikat digital" yang menandakan keaslian aset tersebut meski tiruannya sudah banyak beredar di dunia maya.
Contohnya adalah twit pertama yang diunggah CEO Twitter, Jack Dorsey. Twit tersebut dilelang dalam bentuk NFT dan terjual dengan harga sekitar Rp 42 miliar.
Karya yang dijual dalam bentuk NFT akan tercatat di dalam blockchain. Blockchain adalahsemacam “buku besar” digital yang mirip dengan jaringan (network) yang mendukung Ethereum, Bitcoin, dan mata uang kripto lainnya.
Kini, NFT tak hanya digunakan untuk menjual aset digital. Penggunaan NFT merambah ke ranah gaming yang digunakan para gamer untuk mendapatkan penghasilan melalui game NFT.
NFT Gaming merupakan upaya untuk mendapatkan uang kripto dengan bermain game atau kerap disebut play-to-earn.
Gerakan "play-to-earn" adalah fenomena yang belakangan ini muncul di industri game. Para pemain game NFT akan mengumpulkan aset atau hadiah di dalam game yang nantinya dapat dikonversi menjadi uang tunai nyata.
Dalam dunia game, aset NFT akan bisa ditukar atau bahkan berbentuk mata uang virtual.
Nantinya, mata uang kripto itu bisa ditukarkan lagi dengan uang asli di platform penukaran yang mendukung game tersebut.
Baca juga: Korea Selatan Cabut Larangan Anak Main Game Tengah Malam
Saat ini ada banyak judul game yang masuk dalam kategori game NFT salah satunya adalah Axie Infinity.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.