Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video 23 Detik Tunjukkan Ganasnya Virus Corona Bunuh Sel Otak

Kompas.com - 30/08/2021, 09:11 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebih kurang 1,5 tahun telah menyebar ke seluruh dunia, SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 telah bermutasi menjadi 11 varian.

Karena keganasannya, virus corona baru ini setidaknya sudah menyebabkan kematian pada sekitar 4,4 juta jiwa dari seluruh belahan dunia. 

Untuk membantu orang awam memahami bagaimana ganasnya virus SARS-CoV-2, ahli virologi dari Institut Pasteur di Paris, Sophie-Marie Aicher dan Delphine Planas merekam perilaku virus tersebut saat menginfeksi sel otak kelelawar.

Keganasan virus SARS-CoV-2 disajikan dalam video mikroskopik berdurasi 23 detik.

Berkat video ini, Aicher dan Planas juga berhasil memenangkan penghargaan terhormat "honorable mention" dalam kompetisi video mikroskopis yang disponsori oleh perusahaan kamera asal Jepang, Nikon.

Meski hasil videonya cukup singkat, sebenarnya Aicher dan Planas merekam perilaku virus SARS-CoV-2 selaman 48 jam, dengan gambar direkam setiap 10 menit.

Baca juga: Pantau Persebaran Virus Corona Lewat Peta Online Ini

Dari video ini, dapat terlihat serangkaian sel otak kelelawar berupa gumpalan abu-abu, yang diselingi dengan titik berwarna merah berukuran kecil dalam jumlahnya sedikit.

Titik merah itu merupakan bentuk sel otak kelelawar yang sudah mati dan terinfeksi virus SARS-CoV-2. Dalam video, titik merah itu lama kelamaan terlihat semakin banyak dan ukurannya membesar.

Ini karena virus terus menginfeksi sel otak kelelawar. Lalu setelah sel mati dan terinfeksi virus SARS-CoV-2, mereka akan bergabung dengan sel tetangga yang juga sudah mati dan terinfeksi.

Menjelang akhir video, sel otak yang sudah terinfeksi virus SARS-CoV-2 itu meledak, menandakan kematian mereka.

Aicher yang juga menekuni bidang zoonosis, penyakit infeksi yang ditularkan dari hewan ke manusia, mengatakan pola infeksi yang terjadi pada kelelawar ini serupa dengan yang terjadi pada manusia.

Perbedaan utamanya, kata Aicher, pada akhirnya kelelawar yang terinfeksi SARS-CoV-2 tidak sakit. Sementara manusia bisa sakit bahkan meninggal dunia.

Baca juga: Superkomputer Tunjukkan Cara Penularan Virus Corona di Restoran

Aicher menjelaskan, pada manusia virus corona baru mampu menghindari sistem deteksi kekebalan tubuh manusia. Dengan cara memaksa sel inang untuk menyatu dengan sel tetangga yang sudah terinfeksi.

Proses ini dikenal sebagai syncytia, yang memungkinkan virus corona tetap tidak terdeteksi saat bereplikasi.

“Setiap kali virus harus keluar dari sel, itu berisiko untuk terdeteksi oleh sistem kekebalan, sehingga jika dapat langsung berpindah dari satu sel ke sel lainnya, ia dapat bekerja lebih cepat,” kata Aicher.

Ia berharap video ini akan membantu orang awam mengetahui dan memahami bagaimana virus yang sudah menewaskan jutaan orang ini bekerja.

“Sangat penting untuk membantu orang memahami bahwa ini adalah virus yang sangat canggih dan pintar, yang beradaptasi dengan baik untuk membuat manusia sakit,” kata Aicher, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The New York Times, Senin (30/8/2021).

Baca juga: Riset: Virus Corona Bisa Hidup hingga 28 Hari di Layar Ponsel

Video mikroskopik berisi perilaku virus SARS-CoV-2 saat membunuh sel otak kelelawar dapat disaksikan melalui video di bawah ini, atau langsung di tautan berikut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com