Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

El Salvador Jadi Negara Pertama yang Resmi Menerima Pembayaran Bitcoin

Kompas.com - 08/09/2021, 09:46 WIB
Bill Clinten,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber CNBC

KOMPAS.com - El Salvador, sebuah negara di wilayah Amerika Tengah, menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi Bitcoin menjadi alat pembayaran resmi.

Hal itu disampaikan Presiden El Salvador, Nayib Bukele dalam sejumlah twit melalui handle @nayibbukele baru-baru ini.

Menurut Bukele, regulasi yang mengatur Bitcoin sebagai alat pembayaran resmi telah disetujui oleh mayoritas anggota parlemen (62 dari 84 orang mengatakan setuju) pada Juni lalu. Kini, regulasi tersebut resmi diterapkan per awal September.

Dengan diresmikannya Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, masyarakat El Salvador bisa menggunakan mata uang kripto layaknya dollar Amerika Serikat yang selama ini menjadi alat tukar di sana. 

Meski demikian, kebijakan tersebut juga menuai kritik dari sebagian besar masyarakat. Menurut survei yang dilakukan Central American Uinversity, hampir 70 persen masyarakat El Salvador tidak setuju dengan keputusan tersebut.

Sebagian besar orang di sana juga mengaku tidak yakin bagaimana menggunakan mata uang digital tersebut. Terlebih, sebuah riset melaporkan bahwa sekitar 70 persen orang dewasa di sana tidak memiliki rekening bank.

Baca juga: Berapa Listrik yang Dihabiskan untuk Menambang 1 Keping Bitcoin?

Percepat adopsi rekening bank

Ilustrasi ATM milik Chivo.TheVerge Ilustrasi ATM milik Chivo.
Tujuan Bukele mengesahkan Bitcoin sebagai alat tukar, sendiri adalah meningkatkan inklusi keuangan El Salvador, serta memicu masyarakatnya untuk menggunakan rekening bank melalui mata uang kripto tersebut.

Selain itu, pembayaran dengan Bitcoin juga akan dibuat lebih menarik karena tidak akan dikenai pajak.

Agar bisa membayar menggunakan Bitcoin, masyarakat El Salvador bisa menggunakan aplikasi dompet digital bernama Chivo yang baru saja diluncurkan pemerintah.

Mereka lantas bisa mendaftarkan diri menggunakan KTP agar bisa langsung bertransaksi dengan Bitcoin.

Pengguna yang mendaftar akan mendapatkan bonus langsung Bitcoin senilai 30 dolar AS (sekitar Rp 420.000), demi mendorong masyarakat mengadopsi mata uang kripto tersebut.

Harga Bitcoin rentan

Ilustrasi bitcoin, aset kripto, cryptocurrencynytimes.com Ilustrasi bitcoin, aset kripto, cryptocurrency
Meski demikian, banyak analis yang memprediksi bahwa kehadiran Bitcoin menjadi alat pembayaran yang sah ini berisiko. Sebab, harganya memang rentan naik dan turun.

Pada April lalu saja, nilai satu keping Bitcoin berkisar 60.000 dolar AS atau sekitar Rp 850 juta. Namun kini, berdasarkan data Coinbase, nilainya merosot menjadi Rp 670 juta per kepingnya.

Sehingga, banyak yang mengatakan bahwa kehadiran Bitcoin di sana hanya sebagai mata uang yang digunakan untuk mengirim uang dan menabung saja, bukan untuk membeli sesuatu

“Esensi Bitcoin sebenarnya bukan dirancang untuk menjadi alat pertukaran, jadi ini adalah percobaan awal untuk menjadikannya sebagai mata uang resmi di sebuah negara,” ujar seorang analis dari Chainalysis, sebagaimana dikutip KompasTekno dari CNBC, Rabu (8/9/2021).

Baca juga: Penambang Bitcoin Diciduk gara-gara Curi Listrik di Kantor Polisi

"Saya pikir penggunaan Bitcoin yang di El Salvador akan berkisar di pengiriman uang saja dan orang-orang menggunakannya untuk menabung, dan kehadirannya mungkin hanya untuk bersaing dengan mata uang dolar AS di sana," imbuh Chainalysis.

Sebelum menjadi alat pembayaran resmi, El Salvador sendiri sempat membeli Bitcoin senilai 20,9 juta dolar AS (sekitar Rp 297 miliar) atau kurang lebih 440 Bitcoin.

Menurut Bukele, negara tersebut kini telah memiliki 550 Bitcoin (sekitar Rp 368 miliar) dan bukan tidak mungkin angka tersebut terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com