KOMPAS.com - El Salvador, sebuah negara di wilayah Amerika Tengah, menjadi negara pertama di dunia yang mengadopsi Bitcoin menjadi alat pembayaran resmi.
Hal itu disampaikan Presiden El Salvador, Nayib Bukele dalam sejumlah twit melalui handle @nayibbukele baru-baru ini.
Menurut Bukele, regulasi yang mengatur Bitcoin sebagai alat pembayaran resmi telah disetujui oleh mayoritas anggota parlemen (62 dari 84 orang mengatakan setuju) pada Juni lalu. Kini, regulasi tersebut resmi diterapkan per awal September.
Dengan diresmikannya Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, masyarakat El Salvador bisa menggunakan mata uang kripto layaknya dollar Amerika Serikat yang selama ini menjadi alat tukar di sana.
Meski demikian, kebijakan tersebut juga menuai kritik dari sebagian besar masyarakat. Menurut survei yang dilakukan Central American Uinversity, hampir 70 persen masyarakat El Salvador tidak setuju dengan keputusan tersebut.
Sebagian besar orang di sana juga mengaku tidak yakin bagaimana menggunakan mata uang digital tersebut. Terlebih, sebuah riset melaporkan bahwa sekitar 70 persen orang dewasa di sana tidak memiliki rekening bank.
Baca juga: Berapa Listrik yang Dihabiskan untuk Menambang 1 Keping Bitcoin?
Selain itu, pembayaran dengan Bitcoin juga akan dibuat lebih menarik karena tidak akan dikenai pajak.
Agar bisa membayar menggunakan Bitcoin, masyarakat El Salvador bisa menggunakan aplikasi dompet digital bernama Chivo yang baru saja diluncurkan pemerintah.
Mereka lantas bisa mendaftarkan diri menggunakan KTP agar bisa langsung bertransaksi dengan Bitcoin.
Pengguna yang mendaftar akan mendapatkan bonus langsung Bitcoin senilai 30 dolar AS (sekitar Rp 420.000), demi mendorong masyarakat mengadopsi mata uang kripto tersebut.
Pada April lalu saja, nilai satu keping Bitcoin berkisar 60.000 dolar AS atau sekitar Rp 850 juta. Namun kini, berdasarkan data Coinbase, nilainya merosot menjadi Rp 670 juta per kepingnya.
Sehingga, banyak yang mengatakan bahwa kehadiran Bitcoin di sana hanya sebagai mata uang yang digunakan untuk mengirim uang dan menabung saja, bukan untuk membeli sesuatu
“Esensi Bitcoin sebenarnya bukan dirancang untuk menjadi alat pertukaran, jadi ini adalah percobaan awal untuk menjadikannya sebagai mata uang resmi di sebuah negara,” ujar seorang analis dari Chainalysis, sebagaimana dikutip KompasTekno dari CNBC, Rabu (8/9/2021).
Baca juga: Penambang Bitcoin Diciduk gara-gara Curi Listrik di Kantor Polisi
"Saya pikir penggunaan Bitcoin yang di El Salvador akan berkisar di pengiriman uang saja dan orang-orang menggunakannya untuk menabung, dan kehadirannya mungkin hanya untuk bersaing dengan mata uang dolar AS di sana," imbuh Chainalysis.
Sebelum menjadi alat pembayaran resmi, El Salvador sendiri sempat membeli Bitcoin senilai 20,9 juta dolar AS (sekitar Rp 297 miliar) atau kurang lebih 440 Bitcoin.
Menurut Bukele, negara tersebut kini telah memiliki 550 Bitcoin (sekitar Rp 368 miliar) dan bukan tidak mungkin angka tersebut terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.It appears the discount is ending ????
Thanks for the dip @IMFNews. We saved a million in printed paper.
El Salvador now holds 550 bitcoin.#BitcoinDay #BTC ????????
— Nayib Bukele ???????? (@nayibbukele) September 7, 2021
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.