Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Inilah Borosnya Listrik Penambangan Bitcoin

Kompas.com - 09/09/2021, 09:31 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sudah menjadi rahasia umum, bahwa aktivitas "penambangan" mata uang kripto seperti Bitcoin membutuhkan pasokan listrik yang sangat besar.

Untuk menghasilkan keping Bitcoin, dibutuhkan seperangkat komputer atau mining rig yang terdiri dari banyak kartu pengolah grafis (GPU).

Laporan New York Times memaparkan, pembuatan Bitcoin bisa mengonsumsi listrik sebanyak 91 terawatt per jam per tahun.

Jumlah itu naik lima kali lipat dari lima tahun lalu, dan hampir mencapai setengah dari total konsumsi listrik di seluruh dunia.

Konsumsi listrik untuk menambang Bitcoin setiap tahunnya, disebut setara dengan konsumsi listrik di Washington tiap tahun.

Jumlah tersebut juga tujuh kali lipat dari total konsumsi listrik operasional Google di seluruh dunia.

Mengapa proses menambang Bitcoin bisa menghabiskan listrik seboros itu?

Apabila dirunut, borosnya konsumsi listrik untuk menambang Bitcoin dimulai dari proses yang dilakukan para penambang.

Melakukan transaksi Bitcoin amat mudah. Diawali dengan membuka akun di platform penukar uang Bitcoin seperti Coinbase.

Di platform tersebut, orang bisa membeli Bitcoin dengan membayar melalui mata uang yang sah, seperti dollar atau rupiah. Pundi-pundi Bitcoin yang telah dibeli, disimpan di dalam dompet digital.

Baca juga: El Salvador Jadi Negara Pertama yang Resmi Menerima Pembayaran Bitcoin

Untuk belanja menggunakan Bitcoin, penambang harus mentransfer Bitcoin ke dompet digital orang lain, seperti transaksi pembayaran lumrah.

Hanya saja, transaksi ini harus divalidasi. Secara sederhana, proses validasi dilakukan untuk meyakinkan penjual bahwa Bitcoin yang diterima adalah asli.

Keseluruhan proses ini akan dicatat dan diamankan ke dalam sistem Bitcoin public ledger atau dikenal dengan istilah blockchain.

Rangkaian blockchain inilah yang membutuhkan konsumsi listrik yang sangat besar.

Para penambang akan berlomba-lomba untuk menjadi pihak yang memvalidasi transaksi dan memasukannya ke dalam blockchain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com