Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia, Rekaman Suara Pramugari di Tragedi 11 September 20 Tahun Lalu

Kompas.com - 11/09/2021, 08:45 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com — Hari Minggu, tanggal 11 September 2001, atau hari ini 20 tahun yang lalu, dua pesawat Boeing 767 milik maskapai American Airlines dan United Airlines ditabrakkan ke menara kembar World Trade Center (WTC) di New York, AS, oleh para pembajak.

The New York Times mengungkap rekaman suara yang dirilis oleh investigator, menggambarkan detik demi detik kejadian yang oleh dunia kini disebut dengan peristiwa 11 September atau nine-eleven (9/11).

Tidak menjawab panggilan ATC

Dari beberapa rekaman suara tersebut, terdapat rekaman percakapan radio antara petugas pengontrol udara atau air traffic controller (ATC) Boston dan pesawat American 11 yang hilang dari radar.

Baca juga: Menyoal Durian di Kecelakaan Pesawat Mandala di Medan 16 Tahun Lalu

Pada pukul 08.34 pagi, menara pengawas Boston memerintahkan American 11 yang menerbangi rute Boston-Los Angeles untuk naik ke ketinggian 35.000 kaki.

"American 11, climb maintain level three five zero..."

Namun, tidak ada jawaban dari American 11. ATC berusaha untuk terus melakukan hubungan radio, tetapi American 11 sama sekali tidak merespons.

Informasi penting dari telepon pramugari

Pada pukul 08.19, sekitar 30 menit sebelum pesawat yang dibajak ditabrakkan, pramugari American 11 bernama Betty Ong menelepon pusat reservasi maskapai dengan Airfone yang tersedia di pesawat.

Betty yang berbicara dengan agen reservasi, Nydia Gonzales mengatakan bahwa pilot dan kopilot di dalam kokpit tidak bisa dihubungi, ada dua awak kabin di kelas bisnis yang ditusuk, satu dalam kondisi kritis, dan satu lagi sudah tidak bernyawa.

Nydia kemudian menyampaikan informasi yang diterimanya kepada pusat kendali krisis American Airlines.

Betty Ong, pramugari American 11.ist Betty Ong, pramugari American 11.

Petugas krisis American Airlines kemudian melakukan pelacakan dan profiling pesawat yang dibajak tersebut. Diketahui, radar transponder pesawat ternyata dimatikan oleh para pembajak.

Baca juga: Kilas Balik, Kontroversi, dan Pelajaran dari Tragedi 9/11

Dengan transponder yang mati, petugas di darat tidak bisa melihat data ketinggian dan kecepatan pesawat, tetapi mereka sadar bahwa pesawat sedang menurunkan ketinggian.

Berikut adalah percakapan pramugari Betty Ong dengan petugas penanganan krisis maskapai American Airlines:

"Saya pramugari nomor 3 di belakang, kokpit tidak menjawab, seseorang telah ditusuk di kelas bisnis, sepertinya kami sedang dibajak," kata Betty.

"Anda berada di penerbangan yang mana," tanya petugas American Airlines.

Betty menjawab, "Penerbangan 11."

"Bisa dijelaskan siapa yang ada di kelas bisnis?" tanya petugas American Airlines kembali.

"Saya duduk di belakang, sebentar ada yang baru dari kelas bisnis. (Betty bertanya ke rekannya), ada yang tahu siapa menusuk siapa?"

"Aku tidak tahu, tapi Karen dan Bobby (purser dan pramugara) telah ditusuk," ujar suara lain di belakang.

Kemudian, Betty berkata kepada petugas American Airlines, "(Awak kabin) nomor 1 kami, purser kami ditusuk, tidak tahu siapa yang menusuk, kami tidak berani ke depan. Awak kabin nomor 5 juga ditusuk. Kami tidak bisa masuk ke kokpit."

Baca juga: Ini Bukti Malaysia Airlines MH370 Sengaja Hindari Radar

"Mereka tidak menjaga agar kokpit steril?"

"Para pembajak ada di dalam sana. Mereka sepertinya mengganjal pintunya. Tidak ada yang bisa masuk atau menelepon kokpit," kata Betty lagi.

Belakangan diketahui dari rekaman audio yang beredar di YouTube bahwa kalimat terakhir yang dikatakan oleh Betty Ong lewat telepon sebelum pesawat menabrak adalah, "Pesawat kembali terbang tidak menentu."

Tidak ada lagi rekaman suara dari Betty. Sepertinya mereka tidak sadar bahwa pesawat yang mereka tumpangi sedang diarahkan ke salah satu menara gedung WTC.

Nydia, petugas reservasi yang menjadi perantara Betty dengan pusat krisis American Arilines, tidak lagi mendengar suara Betty.

"Betty, bicara kepadaku... Betty, kamu masih di sana? Oke kami menunggu, saluran ini tetap terbuka... Kurasa kita kehilangan dia (komunikasi terputus)," kata Nydia.

Namun, Betty sempat memberikan informasi penting yang mengungkap jati diri pembajak. Saat ditanya oleh Nydia, siapa yang berada di kokpit saat itu, Betty memberikan informasi bahwa mereka adalah penumpang di kursi 2A dan 2B.

Baca juga: 18 Tahun Lalu, Pesawat Garuda Menembus Badai Es dan Mendarat di Bengawan Solo

Rekaman suara pembajak

Pada pukul 08.24, pembajak American Airlines 11 yang kemudian diketahui dari daftar manifes bernama Mohammad Atta secara tidak sengaja melakukan kontak dengan ATC. Namun, sepertinya ia tidak menyadarinya.

Dari apa yang terdengar, Atta seolah ingin berkomunikasi dengan penumpang. Namun entah mengapa, ia menekan tombol yang salah atau bagaimana, justru membuat suaranya ditransmisikan ke saluran radio ATC.

"Kami menguasai pesawat, tetap tenang, dan kita akan baik-baik saja, kita akan kembali ke bandara," kata Atta.

Petugas ATC Boston yang mendengar transmisi tersebut pun bertanya, "American 11, kalian baru saja memanggil?" Namun, saat itu petugas ATC tidak sadar bahwa yang berbicara adalah pembajak.

Kemudian suara Atta kembali terdengar.

"Jangan ada yang bergerak, semua akan baik-baik saja. Jika ada yang bergerak, kalian akan mencelakakan diri kalian sendiri dan pesawat ini. Duduk diam saja."

Baca juga: 5 Teori Konsiprasi Serangan 9/11 beserta Bantahannya

Dikira latihan

Petugas FAA yang menyadari bahwa itu adalah peristiwa pembajakan pun langsung menghubungi komando pertahanan Amerika, NORAD, mengabarkan bahwa peristiwa pembajakan telah terjadi di American 11.

FAA meminta NORAD untuk melepas (scramble) pesawat tempur F-16 untuk mengejar American 11 yang hilang dari radar. Namun, tanpa transponder yang menyala, NORAD kesulitan melacak keberadaan American 11.

American 11 hanya terdeteksi oleh radar primer, yang kedipannya hanya muncul di layar beberapa saat saja, tanpa informasi ketinggian, kecepatan, dan sebagainya.

Kesalahpahaman sempat terjadi saat perwira di NORAD mendapat informasi tentang pembajakan itu. Dia mengira ini adalah latihan.

"Apakah ini betulan terjadi atau cuma latihan?" "Bukan, ini bukan latihan, bukan tes."

Baca juga: AirAsia QZ8501 Menukik Kemudian Jatuh Berputar di Selat Karimata

American 11 menabrak menara utara

Di tengah kekacauan rantai komunikasi dan komando tersebut, pada pukul 08.47 waktu setempat, bola api terlihat dari salah satu menara gedung WTC.

Saat itu, secara bersamaan, petugas ATC Boston dan New York sama-sama kehilangan jejak American 11 di radar primer mereka.

"Boston kehilangan kontak, frekuensi kami menunjukkan ada ancaman pembajak."

"Konfirmasi, New York juga kehilangan kontak, dan kami mendapat sinyal ELT (sinyal yang dipancarkan black box pesawat jika ada benturan) di area tersebut."

Baca juga: Aturan Powerbank yang Boleh Dibawa Masuk ke Pesawat

ELT atau emergency locator transmitter adalah pemancar sinyal dari kotak hitam pesawat, yang mengirimkan informasi lokasi saat mengalami benturan yang dahsyat.

Petugas ATC New York kemudian mendapat laporan dari petugas ATC di Bandara Kennedy bahwa mereka melihat bola api di gedung WTC. "Kalian serius? Itu area kami kehilangan jejak pesawat," kata petugas ATC New York.

Baca juga: Tragedi 9/11 yang Mengubah Kokpit Pesawat Masa Kini

United 175 menabrak menara selatan

Pukul 09.01, FAA baru mendapat laporan bahwa ada pesawat kedua yang hilang, yaitu United 175. Boeing 767 yang dioperasikan oleh United Airlines, rute Boston-Los Angeles.

Pejabat FAA meminta keterlibatan militer dengan segera mengirim jet-jet tempur untuk mencari dan mencegah pesawat yang hilang.

Namun pada pukul 09.02, petugas menara pengawas terminal radar approach control (tracon) di New York melihat secara langsung obyek pesawat yang menabrak menara selatan gedung WTC.

"Hei, lihat ke luar jendela, lihat di ketinggian 4.000 kaki arah timur bandara."

"Ya, aku lihat, ia turun dengan cepat... 4.500 kaki sekarang. Ia turun 800 kaki dengan begitu cepat."

"Ada yang tahu tipe pesawatnya?"

Lalu ada suara di belakang yang mengatakan ada satu pesawat lagi yang menabrak gedung.

"Satu lagi menabrak kencang, satu pesawat lagi menabrak World Trade Center," demikian suara itu.

Pukul 09.03 pagi, pesawat United 175 menabrak menara selatan WTC. Saat itulah jutaan warga New York yang menyaksikan siaran langsung gedung WTC yang ditabrak pesawat lewat televisi menyadari bahwa mereka sedang diserang.

Satu jam berikutnya, dua pesawat diketahui hilang. Mereka adalah B757 American Airlines nomor penerbangan 77 dan B757 United Airlines nomor penerbangan 93.

American 77 belakangan diketahui ditabrakkan di markas angkatan bersenjata Amerika Serikat, Pentagon, pada pukul 09.38 pagi.

Sementara itu, United 93, berkat perlawanan heroik para penumpang di dalamnya, gagal menuju target yang dituju pembajak. Pesawat tersebut jatuh di sebuah padang di Shanksville Pensylvania, sekitar 240 mil barat laut Washington.

Dugaan yang mencuat selama ini, target pembajak dalam penerbangan United 93 adalah Gedung Putih.

Peta serangan 11 September 2001ist Peta serangan 11 September 2001

Semua penerbangan di AS dipaksa mendarat

Setelah empat peristiwa pembajakan yang berujung tragis tersebut, FAA mengeluarkan perintah untuk meng-grounded semua pesawat yang ada di wilayah udara Amerika Serikat.

Pesawat yang sedang menuju ke Amerika Serikat pun dipaksa untuk mengalihkan pendaratan ke bandara terdekat.

Amerika Serikat kini mengenang tragedi 9/11 dengan membangun sebuah monumen di ground zero bekas gedung WTC, dan membangun menara baru yang diberi nama One World Trade Center.

Rekaman suara selengkapnya bisa didengar melalui situs The New York Times di tautan berikut ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com