Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Teori Konsiprasi Serangan 9/11 beserta Bantahannya

Kompas.com - 11/09/2021, 10:29 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber History

Padahal Angkatan Udara AS dikenal sebagai salah satu yang terkuat di dunia. Namun, mereka gagal mencegat salah satu pesawat yang dibajak.

Para ahli teori konspirasi meyakini, pemerintah AS sengaja membiarkan serangan 9/11 karena ingin menggunakan serangan itu sebagai "justifikasi", atau alasan yang membenarkan langkah AS untuk menginvasi Irak dan Afghanistan.

Tujuan invasi itu tak lain ialah untuk mengamankan cadangan minyak dunia.

Bantahan:

Dalam laporan resmi bertajuk "The 9/11 Commission Report" yang diunggah di URL govinfo.gov, pemerintah AS mengklaim bahwa pihaknya telah mencoba melakukan beberapa skenario untuk mengatasi serangan 9/11 ini.

Misalnya, disebutkan bahwa NORAD telah berkoordinasi dengan Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) soal serangan 9/11 ini.

Sayangnya, kala itu, NORAD dilaporkan belum siap dengan skenario pembajakan pesawat komersil yang diubah menjadi 'rudal" penghancur, seperti yang dilakukan kelompok militan pada empat pesawat komersil AS.

Ketika itu, NORAD baru memiliki protokol keamanan untuk ancaman pesawat yang berasal dari luar wilayah AS. Dengan skema ini, pemerintah masih bisa mengidentifikasi target dan menempatkan pesawat pencegat.

Namun, dalam laporan disebutkan bahwa, sebenarnya sudah ada dua pesawat tempur dalam keadaan siaga saat itu.

Sayangnya, komando perintah untuk menembak jatuh pesawat komersial harus dikeluarkan oleh Otoritas Komando Nasional (sebutan untuk presiden dan menteri pertahanan), bukan NORAD.

Tidak adanya perintah penembakan jatuh ini juga dikarenakan, ketika itu NORAD dan FAA menganggap bahwa pembajakan pesawat itu hanyalah pembajakan biasa.

Mereka tak menyangka, kalau empat pesawat yang dibajak itu akan diubah menjadi "pembajakan bunuh diri yang dirancang untuk mengubah pesawat menjadi 'rudal' untuk menghancurkan target".

"Untuk apa yang akan terjadi pada pagi hari 11 September, protokol yang ada tidak cocok dalam segala hal," tulis laporan.

5. Investor orang dalam tahu soal serangan

Teori terakhir yang populer menyebutkan bahwa serangan 9/11 ini juga sebenarnya telah diketahui oleh investor orang dalam (insider trader) di bursa AS.

Sebab, beberapa hari menjelang serangan Nine Eleven, para investor orang dalam melakukan put option (opsi jual) secara besar-besaran pada saham dua maskapai penerbangan AS, yaitu American Airlines dan United Airlines.

Entah secara kebetulan atau tidak, dua maskapai ini menjadi korban pembajakan untuk melancarkan serangan 9/11.

Put option adalah sebuah kontrak yang memberikan pemiliknya hak, tetapi tidak harus, untuk menjual atau menjual secara singkat sejumlah sekuritas dasar pada harga yang telah ditentukan sebelumnya dalam kerangka waktu tertentu.

Harga opsi jual dipengaruhi oleh perubahan harga aset dasar dan peluruhan waktu. Opsi jual meningkat nilainya saat aset dasar turun harga dan kehilangan nilai pada saat waktu kedaluwarsanya semakin dekat, sebagaimana dihimpun dari laman ForexIndonesia.

Para ahli teori konspirasi meyakini sejumlah investor dalam tahu akan serangan 9/11, makanya mereka melakukan put option secara besar-besaran pada dua saham maskapai penerbangan itu, sebelum serangan terjadi untuk meraup keuntungan.

Bantahan:

Dalam laporan "The 9/11 Commission Report", hasil penyelidikan FBI, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS, dibantu lembaga lembaga lainnya menunjukkan tidak ada kaitannya antar perdagangan saham American Airlines (AMR) dan United Airlines (UAL) dengan serangan Nine Eleven.

Di samping itu, saran "jual" pada dua saham maskapai penerbangan itu sedianya juga sudah dikeluarkan oleh analis pasar.

Hal ini terungkap dalam sebuah jurnal bertajuk "Unusual Option Market Activity and the Terrorist Attacks of September 11, 2001" yang disusun oleh Allen M. Poteshman.

Jurnal itu menyebutkan, opsi jual saham AMR tidak terjadi pada harga termurah, dalam waktu terpendek, yang sedianya akan memberikan keuntungan terbesar bagi seseorang yang memang mengetahui serangan Nine Eleven.

Sementara untuk saham UAL, harga saham UAL kala itu turun cukup tajam, sehingga mengkhawatirkan para trader. Inilah yang diyakini mendorong para investor saat itu untuk melakukan opsi jual saham UAL.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com