Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Smartphone Diprediksi Makin Mahal, Pilihan Makin Sedikit

Kompas.com - 13/09/2021, 18:07 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama ini, beberapa vendor samrtphone berlomba-lomba menarik konsumen dengan banderol harga yang miring. Kemungkinan, kebiasaan itu akan sedikit berubah dalam beberapa tahun ke depan.

Sebab, harga smartphone diprediksi akan semakin mahal tahun depan. Setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan kenaikan harga smartphone tahun depan.

Ketiga faktor itu adalah krisis kelangkaan chipset yang belum usai, menurunnya penjualan smartphone, dan inflasi.

Selain itu, harga komponen produksi smartphone yang ikut naik juga memengaruhi perubahan harga. Beberapa waktu lalu produsen chipset besar Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) mengungkap rencananya untuk menaikkan harga chipset.

Baca juga: Selain Chip Prosesor dan GPU, Harga RAM Juga Bakal Makin Mahal

Untuk chipset 7nm dan yang diproses dengan fabrikasi lebih kecil, akan naik sekitar 10 persen.

Sementara chipset yang diproses dengan fabrikasi 16nm dan node yang lebih tebal, harganya akan naik sekitar 20 persen.

Harga baru chipset yang dipatok TSMC itu berlaku untuk chip pemesanan di bulan Desember tahun ini. Yang artinya dipakai di ponsel-ponsel keluaran tahun 2022.

Akan tetapi, menurut laporan Giz China, Apple disebut mendapatkan harga khusus dari TSMC, di mana pemesanan chipset baru akan mengalami kenaikan tiga persen saja. Apple sendiri disebut memesan chipset Bionic A15 untuk lini iPhone 13 ke TSMC.

Harga komponen untuk produksi chipset MediaTek dan Qualcomm sebetulnya sudah naik sejak bulan Oktober 2020. Sehingga, biaya produksi dari bulan Oktober 2020 hingga Juni 2021 sudah naik 60 persen untuk Qualcomm, dan 64 persen untuk MediaTek.

Imbas kenaikan harga komponen dari TSMC akan berpengaruh cukup besar. Pasalnya, TSMC menguasai lebih dari separuh pasar semikonduktor dunia.

Baca juga: Harga Smartphone Naik dan Laptop Langka, Ini Biang Keladinya

Perusahaan asal Taiwan itu memiliki beberapa klien perusahaan raksasa, seperti Apple, Nvidia, Qualcomm, dan MediaTek, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Nikkei Asia, Senin (13/9/2021).

Smartphone murah kian langka?

Perubahan harga diperkirakan akan memengaruhi segmentasi smartphone. Sebab, vendor akan memprioritaskan smartphone dengan harga jual tinggi (ponsel flagship), untuk mengejar ongkos produksi.

Analis dari firma riset pasar Counterpoint Research mengatakan kenaikan biaya produksi membuat vendor akan lebih banyak mengeluarkan ponsel flagship mereka, karena di situ mereka bisa mengambil untung besar.

Dampaknya, ponsel budget alias smartphone dengan harga murah, yang biasa ada di segmen entry-level dan menengah akan berkurang. sebab vendor hanya mendapat untung kecil, dan mengandalkan volume penjualan.

Dengan kata lain, pengguna dengan bujet pas-pasan akan kian sulit mencari pilihan smartphone baru.

Baca juga: Chipset Lawas dan Sunat Fitur, Rahasia Harga Murah Poco F3 dan Poco X3 Pro

Terus berlangsung

TSMC memprediksi krisis kelangkaan chipset diperkirakan akan masih berlangsung tahun ini.

Krisis yang memengaruhi banyak perusahaan teknologi itu diperkirakan baru akan usai pada 2022. Sebagai upaya penanggulangan, TSMC telah melakukan ekspansi pabrik.

"Kami telah memperoleh tanah dan peralatan, dan mulai membangun fasilitas baru," kata CEO TSMC, C.C Wei dalam laporan pendapatan beberapa waktu lalu, dirangkum dari Tech The Lead.

"Kami mempekerjakan ribuan karyawan dan memperluas kapasitas kami di berbagai lokasi," imbuh Wei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com