Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Transaksi Merger Indosat dan Tri Capai Rp 85 Triliun

Kompas.com - 17/09/2021, 10:45 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah beberapa kali tertunda, kesepakatan merger antara PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I/Tri) akhirnya tercapai.

Ooredoo Q.P.S.C selaku induk Indosat (Ooredoo) dan CK Hutchison Holdings Limited (HK0001) selaku induk Tri, menyepakati nilai transaksi sebesar 6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 85,5 triliun (kurs Rp 14.200).

Pengawinan kedua perusahaan ini melahirkan entitas bisnis baru, bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison).

Entitas tersebut diklaim akan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia di belakang Telkomsel, dengan perkiraan pendapatan tahunan (revenue) hingga 3 miliar dollar AS (sekitar Rp 42,7 triliun).

Baca juga: Indosat dan Tri Merger, Ini Nama Baru Perusahaan

Dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Ooredoo Group saat ini memiliki 65 persen saham dan kendali atas Indosat Ooredoo lewat Ooredoo Asia.

Merger Indosat dan Tri membuat CK Hutchison menerima saham baru di Indosat Ooredoo hingga 21,8 persen dari Indosat Ooredoo Hutchison.

Sementara PT Tiga Telekomunikasi, akan menerima saham baru Indosat Ooredoo hingga 10,8 persen dari Indosat Ooredoo.

Bersamaan dengan merger yang dilakukan, CK Hutchison akan mendapatkan 50 persen saham dari Ooredoo Asia dengan menukar 21,8 saham di Indosat Ooredoo Hutchison untuk 33 persen saham di Ooredoo Asia.

Kemudian, CK Hutchison juga akan mendapatkan tambahan 16,7 persen kepemilikan di Ooredoo Group lewat transaksi senilai 387 juta dollar AS (sekitar Rp 5,5 triliun).

Dari transaksi di atas, para pihak masing-masing akan memiliki 50 persen dari saham Ooredoo Asia, yang akab berganti nama menjadi Ooredoo Hutchison Asia. Perusahaan akan memiliki 65,5 persen saham dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison di Indonesia.

Baca juga: Hutchison Dilaporkan Dekati XL Axiata Soal Kemungkinan Konsolidasi

Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison.

Perusahaan gabungan akan tetap terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan pemerintah Indonesia memiliki 9,6 persen saham, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia memiliki 10,8 persen saham, dan pemegang saham publik lain memiliki kira-kira 14 persen saham.

Setelah merger, perusahaan memperkirakan rasio proses (run rate) tahunan sinergi sebelum pajak akan mencapai 300-400 juta dolar AS (sekitar Rp 4,2-5,7 triliun) dalam lima tahun ke depan.

Indosat Ooredoo Hutchison disebut akan mendapatkan manfaat dari Oredoo Group dan CK Hutchison dalam hal jaringam teknologi, produk, serta layanan.

Selain itu, perusahaan juga dikatakan akan mendapat keuntungan atas operasi multinasional Ooredoo Group dan CK Hutchison yang tersebar di pasar Eropa, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Pasifik.

Struktur perusahaan

Vikram Sinha yang sebelumnya menjabat sebagai direktur dan kepala komisioner Indosat Ooredoo dinominasikan sebagai CEO Indosat Ooredoo Hutchison.

Baca juga: Cara Cek NIK yang Terdaftar di Kartu Telkomsel, XL, Indosat, Tri, Smartfren

Sementara Nicky Lee yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Keuangan CK Hutchison Holdings akan dinominasikan sebagai CFO Indosat Ooredoo Hutchison.

Sementara itu, Ahmad Al-Neama akan tetap menjalankan tugasnya sebagai President Director and CEO Indosat Ooredoo. Cliff Woo juga akan tetap bertugas sebagai CEI H3I hungga proses merger selesai.

Jika disetujui Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama dan Cliff Woo akan duduk di Dewan Komisaris Indosat Ooredoo Hutchison.

Untuk nasib karyawan, kedua perusahaan mengklaim akan memprioritaskan kesejahteraan karyawan selama proses merger berlangsung dan tunduk pada hukum yang berlaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com