Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Dark Web, Telegram Jadi Sarang Baru Penjahat Siber

Kompas.com - 21/09/2021, 17:01 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

"Secara umum, kebanyakan data yang bocor dan diretas hanya dibagikan di Telegram setelah dipampang di dark web, atau gagal menemukan pembeli dan memutuskan untuk membagikan informasi itu secara publik dan melupakannya," sebut VPNMentor dalam laporannya

Atas laporan VPNMentor, Telegram mengaku tidak bisa memverifikasi temuan tersebut karena peneliti disebut tidak memberikan informasi detail untuk mengindentifikasi kanal yang bermasalah.

Lebih mudah menemukan pembeli data curian di Telegram

Menurut Samra, beralihnya penjahat siber dari dark web ke Telegram salah satunya dikarenakan anonimitas yang ditawarkan oleh sistem enkripsi layanan tersebut.

Seperti WhatsApp, Telegram juga memiliki fitur enkripsi untuk mengamankan percakapan penggunanya, meskipun bukan sepenuhnya end-to-end (enkripsi dari ujung ke ujung).

Di Telegram, keamanan end-to-end encryption hanya ada di fitur Secret Chat Telegram. Akan tetapi, Samra tidak menampik banyak pula kelompok penjahat siber yang bersifat publik.

Terlebih, menurut Samra, Telegram lebih mudah diakses banyak orang, memberikan fungsionalitas lebih baik, dan secara umum lebih sulit ditelusuri penegak hukum dibanding dark web.

Baca juga: Merunut Kebocoran Data E-HAC Kemenkes, dari Kronologi hingga Hapus Aplikasi

"Di beberapa kasus, lebih mudah menemukan pembeli di Telegram ketimbang forum karena semuanya lebih halus dan cepat. Akses lebih mudah dan data bisa dibagikan ke lebih banyak orang secara terbuka," jelas Samra.

Dibanding WhatsApp, menurut Samra, peretas lebih memilih Telegram lantaran alasan privasi dan WhatsApp menampilkan nomor di chat grup.

Telegram disebut lebih longgar dalam urusan moderasi konten dibanding media sosial lain. Hal ini akan mempengaruhi pengawasan terhadap Telegram yang lebih ringan.

Sebab itulah, Telegram kerap dituding menjadi wadah kelompok penyebar kebencian dan teori konspirasi. Atas temuan Cyberint, Telegram mengatakan mereka memiliki kebijakan untuk menghapus data pribadi yang dibagikan tanpa izin.

Telegram juga mengklaim memiliki moderator konten profesional yang menghapus lebih dari 10.000 komunitas publik yang melanggan syarat dan ketentuan platform berdasarkan laporan pengguna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kacamata Pintar Meta 'Ray-Ban' Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Kacamata Pintar Meta "Ray-Ban" Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Gadget
Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com