Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YouTube Lebih Tegas Blokir Konten Anti-vaksin

Kompas.com - 30/09/2021, 13:26 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - YouTube mengambil langkah tegas terhadap peredaran konten anti-vaksin di platformnya. YouTube mengumumkan akan memblokir seluruh konten anti-vaksin dan video lain yang memuat misinformasi tentang vaksin secara umum.

Tahun lalu, YouTube membuat aturan untuk mencegah peredaran konten berisi misinformasi tentang vaksin. Hingga kini, YouTube mengklaim telah menghapus 130.000 video dengan muatan seperti itu.

Akan tetapi, konten yang mengandung misinformasi tentang vaksin terus bermunculan.

Dengan aturan baru ini, YouTube bertindak lebih tegas dengan menghapus konten apa pun, yang secara keliru menyebut bahwa vaksin yang disetujui berbahaya dan menyebabkan masalah kesehatan kronis.

Baca juga: Warganet Kini Lebih Doyan Nonton TikTok Dibanding YouTube

YouTube mengatakan, tindakan ini mereka ambil karena melihat misinformasi tentang vaksin semakin berkembang menjadi klaim palsu.

"Kami terus-menerus melihat klaim palsu tentang vaksin Covid-19 menyebar menjadi misinformasi tentang vaksin secara umum, dan saat ini kami berada di titik yang lebih penting dari sebelumnya, untuk memperluas usaha kami, mulai dengan Covid-19 hingga ke vaksin lain," jelas YouTube dalam blog resminya.

"Terutama konten yang secara keliru menuduh bahwa vaksin yang disetujui berbahaya dan menyebabkan efek kesehatan kronis, klaim bahwa vaksin tidak mengurangi penularan atau kontraksi penyakit, atau berisi informasi yang salah tentang zat yang terkandung dalam vaksin, akan dihapus," tegas YouTube.

YouTube mencontohkan beberapa konten sesat tersebut, seperti yang menyebut bahwa vaksin yang disetujui untuk digunakan masyarakat, bisa menyebabkan autisme, kanker, masalah kesuburan, atau zat dalam vaksin yang bisa melacak lokasi mereka yang menerimanya.

"Kebijakan kami tidak hanya mencakup imunisasi rutin khusus seperti campak atau hepatitis B, tapi juga berlaku bagi pernyataan umum tentang vaksin," terang YouTube.

Baca juga: Cara Cek dan Download Sertifikat Vaksin Covid-19 di Situs PeduliLindungi.id

Untuk tetap menjaga ruang diskusi, YouTube menambahkan aturan pengecualian atau "important exceptions", sebagaimana KompasTekno rangkum dari The Independent, Kamis (30/9/2021).

Termasuk konten tentang kebijakan vaksin, uji coba vaksin baru, sejarah keberhasilan atau kegagalan vaksin, dan kesaksian pribadi terkait vaksin. Menurut YouTube, jenis konten tersebut merupakan bagian penting dari diskusi publik seputar proses ilmiah.

"Pembaruan kebijakan ini merupakan langkah penting untuk mengatasi masalah misinformasi tentang vaksin dan kesehatan di platform kami, dan kami akan terus berinvestasi secara menyeluruh dalam kebijakan dan produk yang menghadirkan informasi berkualitas tinggi kepada penonton kami di seluruh komunitas YouTube," imbuh YouTube.

YouTube dan berbagai platform internet lain, termasuk media sosial, didesak untuk memaksimalkan upaya mereka dalam memberantas peredran misinformasi. Meskipun jutaan konten telah diblokir dan dihapus, namun peredaran misinformasi cukup sulit dibendung.

Baca juga: Begini Twitter Perlakukan Posting-an Sesat soal Vaksin Covid-19

Beberapa kritikus menilai perusahaan media sosial belum berbuat cukup banyak untuk memperlambat penyebaran konten berbahaya sejak awal pandemi. Kritik pedas ini pernah disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Biden mengatakan, misinformasi di media sosial tentang Covid-19 dan vaksinasi, "membunuh orang". Penyebran misinformasi di media sosial dituding menjadi penyebab tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat.

Gedung Putih pun meminta platform media sosial lebih agresif dalam memberangus penyebaran misinformasi tentang Covid-19 dan vaksin di platform mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com