Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponsel yang Lebih Cepat Turun Harga, Samsung atau iPhone?

Kompas.com - 30/09/2021, 17:02 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hampir setiap produk akan mengalami depresiasi seiring berjalannya waktu.
Depresiasi secara sederhana diartikan sebagai penurunan atau penyusutan nilai sebuah produk karena digunakan.

Hal itu berlaku pula untuk barang elektronik termasuk ponsel. Untuk ponsel, ada dua periode di mana harga ponsel mengalami penurunan besar, yakni ketika ponsel pertama kali dibeli dan ketika pabrikan meluncurkan produk baru.

Masing-masing merek memiliki nilai depresiasi yang berbeda. Dua merek ponsel ternama, yakni Apple (iPhone) dan Samsung juga memiliki tingkat depresiasi yang berbeda. Lalu, siapa yang nilainya lebih cepat turun?

Halaman Sell Cell yang menampilkan kalkulasi depresiasi nilai smartphone menyebut, seluruh model iPhone bisa mempertahankan nilai produk mereka lebih baik dibanding vendor lain.

Sebagai contoh, iPhone 12 saat ini memiliki nilai depresiasi antara 37,3 - 47,8 persen jika dijual dalam kondisi bagus. Sementara itu, Galaxy S21 yang dirilis beberapa bulan setelah iPhone 12, disebut lebih cepat mengalami penyusutan nilai dibanding iPhone.

Baca juga: Beli iPhone 13 Sekarang atau Tunggu iPhone 14?

Galaxy S21 mengalami depresiasi sekitar 48,7-52,3 persen jika dijual dalam kondisi baik.
Nilai depresiasi bisa berubah seiring waktu dan juga tergantung kondisi ponsel.

iPhone yang dijual dalam kondisi cacat misalnya, akan mengalami depresiasi lebih tinggi sehingga nilai barang hanya sekitar 32 persen dari harga awal.

Sementara ponsel Samsung yang mengalami kondisi cacat kemungkinan hanya akan bernilai 13,5 persen dari harga awal.

Sebagai contoh Galaxy S21 yang dijual dengan harga 799 dollar AS atau sekitar Rp 11,5 juta, bisa mengalami depresiasi sehingga harganya menjadi 345 dollar AS (sekitar Rp 5 jutaan) jika dijual dalam kondisi cacat. 

Nilai depresiasi ini juga biasanya digunakan untuk menentukan harga ketika vendor menggelar trade-in, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Sellcell, Kamis (30/9/2021).

Namun, jika ingin menjual produk dengan harga lebih tinggi dari harga trade-in, tidak ada salahnya untuk menjualnya secara mandiri ke pembeli lain. Di pasaran, iPhone bekas tetap memiliki penggemarnya sendiri.

Merangkum dari Times of India, lembaga riset Counterpoint Research mengungkap bahwa pasar ponsel bekas didominasi oleh iPhone sepanjang paruh kedua 2020 lalu.

Baca juga: Pasar Smartphone Indonesia Membaik, Tumbuh 28 Persen

"Tidak ada penurunan besar untuk Apple di pasar ponsel bekas. Malahan, selama setahun terakhir, angkanya naik dibanding pesaingnya," jelas Jeff Fieldhack, direktur riset Counterpoint.

Apple menguasai 44 persen pasar ponsel bekas. Sayangnya, tidak dirinci berapa persentase pangsa pasar yang diraih merek lain.

Fieldhack mengatakan, harga rata-rata iPhone bekas bisa tiga kali lipat lebih tinggi dibanding pesaingnya.

Laporan selengkapnya soal depresiasi iPhone vs Samsung bisa disimak melalui tautan berikut ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com