Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netflix Digugat ISP Korsel Gara-gara "Squid Game"

Kompas.com - 03/10/2021, 14:02 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serial Squid Game di Netflix masih menjadi pembicaraan jagat maya hingga saat ini. Di tengah kesuksesannya, Squid Game juga menuai beberapa kontroversi.

Salah satunya datang dari perusahaan penyedia internet (internet service provider) asal Korea Selatan, SK Broadband.

Baru-baru ini, SK Broadband mengambil langkah hukum kepada Netflix karena trafik di jaringannya meningkat drastis, setelah pelanggannya berbondong-bondong menonton Squid Game di platform streaming itu.

Mereka pun menuntut agar Netflix membayar biaya bandwidth dan biaya pemeliharaan yang naik, karena meningkatnya trafik data setelah banyak orang yang menonton Squid Game.

Baca juga: Lampu Merah Lampu Hijau Squid Game Bisa Dimainkan di Instagram, Begini Caranya

Untuk diketahui, bandwidth untuk mengakses Netflix biasanya diarahkan ke luar negeri terlebih dahulu, karena tidak adanya server content delivery network (CDN) di suatu negara.

Biaya bandwith yang "memutar" terlebih dahulu ke luar negeri ini mahal, dan biasanya ditanggung oleh ISP itu sendiri, seperti yang pernah terjadi di Indonesia, yang dialami oleh ISP Telkom.

SK Boradband mengklaim total trafik data yang mengalir ke Netflix sebesar 1,2 Tbps pada bulan September lalu. Netflix telah memberikan tanggapan terkait gugatan tersebut.

"Kami akan meninjau klaim yang diajukan SK Braodband terhadap kami," kata juru bicara Netflix dirangkum dari The Register.

"Sementara itu, kami akan terus membuka dialog dan mengeksplorasi kerja sama dengan SK Broadband untuk memastikan pengalaman streaming yang lancar bagi pelanggan kami," jelas Netflix.

Bukan yang pertama

Ini bukan kali pertama SK Broadband menuntut Netflix. Sebelummya, SK Broadband mendesak Komisi Komunikasi Korea pada November 2019 lalu agar perusahaan steraming video raksasa seperti Netflix dan YouTube membayar penggunaan jaringan mereka.

Baca juga: Blokir sejak 2016 Akhirnya Dibuka Telkom, Ini Tanggapan Netflix

Pada bulan Juni 2020, pengadilan memutuskan untuk mendukung perusahaan ISP Korea Selatan dan meminta Netflix dkk untuk membayar sejumlah kompensasi untuk menangani masalah trafik data, menurut laporan Korea Herald.

Menurut SK Broadband, Netflix menyumbang lima persen dari trafik data Korea Selatan pada kuartal IV-2020. Netflix disebut berhutang 23 juta dollar AS atau sekitar Rp 328,2 miliar untuk biaya penggunaan jaringan di tahun 2020.

Atas keputusan itu, Netflix mengajukan banding dan proses pengadilan diperkirakan baru akan dimulai pada Desember 2021 nanti.

Untuk gugatan terbaru dari SK Broadband kepada Netflix, SK Broadband juga menginginkan Netflix membayar sebagian dari tagihan bandwidth atau membayar peningkatan kapasitas jaringan, atau bahkan keduanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com