Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Steve Jobs lewat Pandangannya tentang Kehidupan

Kompas.com - 06/10/2021, 06:37 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Di konferensi AllthingsD pada tahun 2010, Jobs juga bercerita bahwa salah satu kebahagiannya adalah melihat konsumen puas dengan produk buatan Apple. Hal itu seakan menjadi "mood booster" hidupnya untuk terus berkarya.

"Itulah yang membuat saya untuk terus bertahan. Itulah yang menguatkan saya pada 5 tahun lalu, 10 tahun lalu, ketika semua kesempatan hampir tertutup. Dan, ini yang akan terus menyemangati saya pada lima tahun ke depan, apa pun yang akan terjadi."

Cara Steve Jobs memandang kehidupan, dan kematian

"Hidup tak selebar daun kelor". Peribahasa itu rasanya tepat untuk menjelaskan bagaimana Jobs memandang kehidupan.

Dalam sebuah wawancara bersama Santa Clara Valley Historical Association pada tahun 1995, sebagainana dihimpun KompasTekno, Rabu (6/10/2021), Jobs mengatakan bahwa hidup sangatlah luas, tidak sesempit dari apa yang dikatakan orang-orang semata.

"Ketika Anda tumbuh, Anda mencoba diberi tahu kalau dunia adalah apa adanya, dan kehidupan Anda hanyalah untuk hidup di dalam dunia yang tidak perlu mendobrak batasan, memiilki keluarga yang baik, bersenang-senang, menabung," ujar Jobs.

Menurut dia, hidup macam demikian sangatlah sempit. Padahal, seseorang bisa melakukan jauh lebih banyak hal semasa hidupnya ketimbang hanya itu saja. 

Baca juga: Ramalan Steve Jobs Tahun 2010 Hari Ini Terbukti

Bagi Jobs, setiap orang berpeluang mengubah hidupnya dan menciptakan sesuatu untuk kemaslahatan bersama. "Anda bisa mengubahnya, memberi pengaruh, bahkan membuat sesuatu yang bisa digunakan orang lain" kata Jobs.

Jika seseorang telah memahami bahwa hidup sangat luas, menurut Jobs, maka dia niscaya akan menemukan banyak peluang dan mengubah hingga membentuk kehidupannya.

"Satu hal yang mungkin paling penting adalah untuk mengenyahkan pengertian yang salah tentang kehidupan, antara hidup di dunia apa adanya atau merangkulnya, mengubahnya, dan meningkatkannya," imbuh Jobs.

Steve Jobs pendiri Apple.SHUTTERSTOCK Steve Jobs pendiri Apple.

Saat berpidato di Stanford University tahun 2005, Jobs juga sempat berbicara tentang kematian dan bagaimana dia harus memanfaatkan peluang yang ada semasa hidup. Berani ambil risiko dan terus maju.

"Mengingat bahwa saya akan segera mati adalah cara yang paling efektif untuk berani membuat keputusan besar dalam hidup. Karena segala harapan, kebanggaan, rasa malu, serta ketakutan terhadap kegagalan akan tidak berarti jika dihadapkan dengan kematian.

"Mengingat bahwa kita akan mati adalah cara terbaik untuk menghindari pemikiran takut gagal. Tidak ada alasan untuk Anda tidak mengikuti kata hati Anda."

Baca juga: Barang Peninggalan Steve Jobs Dilelang, dari Kartu Nama hingga Jaket Bomber

"Waktu Anda sangat terbatas. Jangan terperangkap oleh dogma yang membuat Anda hidup di pemikiran orang lain. Jangan biarkan gangguan dari opini orang lain mengalahkan suara hati Anda."

Hingga saat ini, Jobs masih dikenang sebagai sosok pemimpin Apple yang brilian dan tak tergantikan, seperti yang pernah disampaikan CEO Apple saat ini, Tim Cook.

"Jiwa yang agung tak pernah mati. Dia menyatukan kita lagi dan lagi. Anda akan selalu bersama kami, Steve, kenangan Anda tertaut dan menginspirasi kami setap hari," ujar Cook saat mengenang sosok Jobs.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com