Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mark Zuckerberg Bantah Tuduhan Facebook Utamakan Profit ketimbang Pengguna

Kompas.com - 07/10/2021, 07:35 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Facebook

KOMPAS.com - Baru-baru ini, Facebook diterpa kabar tidak menyenangkan. Seorang whistleblower yang merupakan mantan karyawan Facebook, Frances Haugen, membocorkan dokumen internal milik Facebook.

Dalam dokumen tersebut, menurut Haugen, Facebook sebenarnya mengetahui bahwa jejaring sosialnya memiliki dampak buruk dan berbahaya (toxic) terhadap remaja.

Selain itu, Haugen juga mengeklaim bahwa Facebook mengetahui algoritma dan platform miliknya mendorong jenis-jenis konten yang bisa membahayakan keamanan publik.

Haugen menuduh, meski tahu dampak buruk yang dihasilkan oleh layanannya, Facebook memilih bersikap abai dan lebih memilih profit ketimbang keamanan penggunanya.

Baca juga: Mantan Karyawan Ungkap Facebook Utamakan Profit ketimbang Keamanan Pengguna

Menanggapi tuduhan ini, CEO sekaligus pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, angkat bicara. Dalam melalui akun Facebook pribadinya, Zuckkerberg dengan tegas membantah tudingan Haugen tersebut.

"Tuduhan itu tidak benar. Kami sangat peduli dengan masalah, seperti keamanan, kesejahteraan, dan kesehatan mental. Berat rasanya melihat pemberitaan menggambarkan hal yang salah soal pekerjaan dan motif kami," tulis Zuckerberg.

Zuckerberg juga menggarisbawahi soal tuduhan bahwa Facebook terkesan menutupi dampak buruk dari layanannya dan mengabaikan keamanan penggunanya.

Dalam unggahan tersebut, Zuckerberg mengatakan, klaim tersebut tidak masuk akal karena Facebook sendiri banyak melakukan upaya untuk terus meningkatkan layanannya, khususnya aspek keamanan dan memerangi konten berbahaya.

Misalnya, menurut Zuckerberg, dengan menerbitkan laporan transparansi Facebook yang berisi hal apa saja yang telah dilakukan perusahaan. Lalu, Facebook juga mempekerjakan lebih banyak SDM untuk memerangi konten berbahaya di Facebook.

"Jika kita ingin mengabaikan penelitian, mengapa kita membuat program penelitian terkemuka di industri untuk memahami isu-isu penting ini?" tambah Zuckerberg.

Baca juga: Mark Zuckerberg Jadi Guyonan di Twitter gara-gara WhatsApp dkk Error

Di sisi lain, Zuck membenarkan bahwa perusahaannya memang mendulang untung dari iklan. Namun, para pengiklan juga secara konsisten meminta Facebook agar iklan mereka tidak dipasang di dekat konten berbahaya atau yang mengganggu.

"Argumen bahwa kami sengaja mendorong konten yang membuat orang marah demi keuntungan itu sangat tidak masuk akal," tulis Zuckerberg.

Terkait pengguna remaja, Zuckerberg mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menyediakan keamanan bagi pengguna remaja di platformnya.

Menurut dia, tak bisa dimungkiri bahwa anak-anak kini sudah memiliki ponsel dan menggunakan teknologi.

"Perusahaan teknologi harus membangun platform yang memenuhi kebutuhan mereka sekaligus menjaga mereka tetap aman. Kami sangat berkomitmen untuk melakukan pekerjaan ini," tulis Zuck, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari akun Facebook Mark Zuckerberg, Kamis (7/10/2021).

Ia mencontohkan dengan kehadiran Messenger Kids, aplikasi pesan instan khusus untuk anak, yang diklaim lebih baik dan aman dari aplikasi lainnya.

Facebook sempat ingin meluncurkan Instagram Kids juga, tetapi akhirnya tidak jadi karena rencana ini menuai banyak kritikan dari sejumlah pihak.

Tuduhan dari whistleblower

Selain soal dampak buruk terhadap pengguna, beberapa bagian lain dari dokumen yang diungkap Haugen menyebutkan bahwa Facebook ikut berkontibusi menyebar misinformasi saat pilpres di AS tahun lalu, dan kerusuhan tanggal 6 Januari 2021 di Gedung Capitol.

Facebook, sebagaimana tertulis di dokumen tersebut, menyadari bahwa algoritma dan platform miliknya mendorong jenis-jenis konten yang bisa membahayakan keamanan publik, tetapi gagal mengeksekusi langkah-langkah pencegahan yang efektif.

"(Facebook) membayar profit dengan keamanan kita," lanjut Haugen dalam wawancara di 60 Minutes CBS, dihimpun KompasTekno dari NDTV.

Baca juga: Facebook dkk Down, Harta Mark Zuckerberg Berkurang Rp 87 Triliun dalam 8 Jam

"Facebook yang sekarang ini memecah belah masyarakat dan memicu kekerasan etnis di seluruh dunia," ungkap Haugen.

Selain itu, dalam laporannya ke otoritas keuangan AS Security and Exchanges Commission, Haugen menuding bahwa Facebook sengaja memilah atau menyembunyikan informasi dari investor atau calon investor.

Vice President Global Affairs Facebook Nick Clegg sempat menyuarakan bantahan terhadap tudingan dan bocoran dokumen dari Haugen. Dia mengirim memo 1.500 kata ke karyawan Facebook. Isinya antara lain mengatakan bahwa tudingan Haugen bersifat misleading.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Facebook
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com