Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diterpa Skandal, Facebook Tetap Untung Besar

Kompas.com - 28/10/2021, 11:31 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Beberapa waktu belakangan, Facebook mendapat sorotan. Jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini diterpa sejumlah tuduhan setelah dokumen internal Facebook bocor ke publik.

Namun, di tengah beragam masalah yang datang, Facebook tetap mendulang keuntungan, bahkan semakin besar.

Dalam pemaparan laporan keuangan (earning call) baru-baru ini, CEO Facebook Mark Zuckerberg mengungkapkan bahwa perusahaan berhasil mencatat pendapatan sebesar 29 miliar dollar AS atau setara Rp 411 triliun pada kuartal III-2021.

Angka tersebut naik 35 persen, dari pendapatan Facebook pada periode yang sama tahun 2020 (YoY), yakni sebesar 21,47 miliar dollar AS (kira-kira Rp 304,3 triliun).

Baca juga: Terungkap, Facebook Kesulitan Menghitung Jumlah Penggunanya Sendiri

Dari kenaikan pendapatan tersebut, Facebook juga berhasil mencetak keuntungan mencapai 9,2 miliar dollar AS (setara Rp 127 triliun), naik 17 persen dari tahun ke tahun (YoY).

Selain kondisi keuangan yang membaik, Facebook juga melaporkan pertumbuhan pengguna yang menggunakan aplikasi keluarga Facebook.

Pada kuartal III-2021 ini, jumlah pengguna yang menggunakan aplikasi keluarga Facebook tumbuh 12 persen dari tahun ke tahun, menjadi hampir 3,6 miliar, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNN.

Facebook sendiri dilaporkan memiliki 1,9 miliar pengguna aktif harian (Daily Active User/DAU) dan 2,9 miliar pengguna aktif bulanan (Monthly Active User/MAU) pada periode ini.

"Kami membuat kemajuan yang baik pada kuartal ini dan komunitas kami terus tumbuh. Saya senang dengan roadmap kami, terutama seputar pembuat konten, perdagangan, dan membantu membangun metaverse," kata Zuckerberg dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Gizmodo, Kamis (28/10/2021).

Tuduhan pentingkan profit ketimbang keamanan user

Pertumbuhan keuntungan dan jumlah pengguna tersebut terjadi ditengah banyaknya tuduhan yang dilayangkan kepada Facebook.

Sejumlah tuduhan ini mencuat setelah dokumen internal Facebook dibocorkan oleh Frances Haugen, seorang mantan karyawan Facebook yang memutuskan untuk menjadi whistleblower.

Baca juga: Mantan Karyawan Ungkap Facebook Utamakan Profit ketimbang Keamanan Pengguna

Dokumen internal yang bocor ini akhirnya diberitakan oleh banyak media, baik di Amerika Serikat sendiri maupun secara internasional. Bahkan outlet media The Wall Street Journal membuat laporan serial dari dokumen internal yang bocor ini, bertajuk "Facebook Files".

Dokumen internal yang bocor itu di antaranya mengungkapkan masalah terbesar Facebook, seperti mengenai hate speech dan misinformasi di platformnya.

Ada pula dokumen yang mengungkap bagaimana penggunaan platform Facebook oleh pelaku human trafficking (perdagangan manusia).

Namun, yang banyak menarik perhatian ialah dokumen internal yang mengungkap hasil penelitian terkait bahaya platform keluarga Facebook, tepatnya Instagram, bagi pengguna muda.

Riset internal Facebook terkait pengggunaan Instagram dan efeknya untuk mengatasi masalah di pengguna remaja.Facebook Riset internal Facebook terkait pengggunaan Instagram dan efeknya untuk mengatasi masalah di pengguna remaja.
Dalam dokumen internal yang dibocorkan Haugen, Facebook sebenarnya mengetahui bahwa Instagram memiliki dampak buruk dan berbahaya (toxic) terhadap remaja, khususnya anak gadis yang sering membanding-bandingkan penampilan di media sosial itu.

Haugen menuduh, meski tahu dampak buruk yang dihasilkan oleh layanannya, Facebook memilih bersikap abai dan lebih memilih profit ketimbang keamanan penggunanya.

Baca juga: Facebook Bohong soal Jumlah Konten Hate Speech yang Dihapus?

Haugen juga mengeklaim bahwa Facebook mengetahui algoritma dan platform miliknya mendorong jenis-jenis konten yang bisa membahayakan keamanan publik, tapi gagal mengeksekusi langkah-langkah pencegahan yang efektif.

Menanggapi tuduhan ini, CEO sekaligus pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, angkat bicara. Dalam melalui akun Facebook pribadinya, Zuckerberg dengan tegas membantah tudingan Haugen tersebut.

"Tuduhan itu tidak benar. Kami sangat peduli dengan masalah, seperti keamanan, kesejahteraan, dan kesehatan mental. Berat rasanya melihat pemberitaan menggambarkan hal yang salah soal pekerjaan dan motif kami," tulis Zuckerberg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gizmodo
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com