Contohnya saja, pandemi membuat pengguna aplikasi smarthome (rumah pintar) pada yang tahun 2019 hanya 1,5 juta rumah, akhir tahun ini akan menjadi 12 juta dan akan terus berkembang dengan potensi lebih dari 60 juta rumah pada 2024.
Operator telko tetap dibutuhkan, sebab semua industri, semua kegiatan dan aplikasi, harus menggunakan jasanya sehingga industri telekomunikasi harus tetap dipertahankan dan sehat, hanya saja jaringan bukan lagi andalan.
Untuk keluar dari posisi bertahan hingga mencapai kondisi sehat dan bertumbuh, kata Ketua Masyarakat Telematika (Mastel), Sarwoto dalam kesempatan berbeda, operator dipaksa untuk mengubah diri menjadi perusahaan teknologi.
Bisa dengan mengakuisisi perusahaan-perusahaan teknologi rintisan (startup) yang meski penuh risiko namun “murah” dibanding mengakuisisi perusahaan teknologi yang sudah eksis, sembari tetap berinvestasi di infrastruktur.
Mengutip hasil survei Kearney, pertumbuhan perusahaan teknologi secara global berkembang pesat dengan kapitalisasi pasar tumbuh 29 persen (CAGR 2009—2020) yang diakselerasi oleh dampak Covid-19, sedangkan perusahaan telekomunikasi tumbuh stagnan hanya 3 persen.
Pada 2009, penghasilan operator telko 140 miliar dollar AS dan perusahaan teknologi baru 32 miliar dollar AS, tetapi pada 2020 pendapatan telko hanya 114 miliar dollar AS, perusahaan teknologi melambung menjadi 252 miliar dollar AS.
Arah Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) untuk berubah menjadi perusahaan teknologi dikuatkan dengan penggabungan semua sumber daya, dan Indosat Ooredoo sudah memulainya sejak awal. Pada laporan keuangan terakhir mereka, ada pendapatan dari solusi bisnis yang sudah mencapai angka pendapatan Rp 3 triliun. ***
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.