Untuk fitur pendukung lainnya, kamera Xiaomi 11T dan 11T Pro turut dibekali dengan fitur penstabil video elektronik (EIS), tanpa adanya penstabil gambar optis (OIS).
Hal ini, lanjut Alvin, disebabkan karena OIS bakal meningkatkan harga jual perangkat tersebut.
"Modul OIS akan sedikit meningkatkan biaya pembuatan ponsel, di mana pada Xiaomi T Series, kami ingin menekan harganya supaya tidak mahal dan konsumen bisa membelinya," jelas Alvin.
Selain itu, kehadiran OIS juga akan turut menambah dimensi ketebalan modul kamera (camera bump).
Baca juga: Benarkah Xiaomi Cuma Ambil Untung Tipis dari Penjualan Ponsel?
"Contohnya seperti Mi 11 Ultra yang memiliki kamera bagus dilengkapi dengan OIS, tetapi modul kameranya sangat tebal dan membuat bagian belakang atas ponsel tampak timpang dengan bagian bawahnya," imbuh Alvin.
Terkait harga sendiri, Xiaomi 11T dijual di Indonesia dengan banderol Rp 6 juta (8 GB/256 GB), sedangkan Xiaomi 11T Pro dijual dengan harga Rp 7 juta (8 GB/256 GB) dan Rp 7,5 juta (12 GB/256 GB).
Angka ini jauh lebih terjangkau dibanding harga peluncuran Xiaomi Mi 11 Ultra, yang juga dibekali dengan chipset Snapdragon 888, dengan Rp 17 juta.
Harga kedua ponsel anyar tersebut juga kurang lebih sama dengan harga Mi 10T dan 10T Pro pada saat pertama kali masuk Indonesia 2020 lalu, yaitu Rp 6 juta (6 GB/128 GB) dan 7 juta (8 GB/256 GB).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.