Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Frekuensi Tetap Jadi Korban Merger

Kompas.com - 09/11/2021, 10:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bukan keledai

Mungkin milimeter band atau high band di spektrum 6 GHz ke atas yang sangat bagus untuk layanan 5G, ada selebar 1.000 MHz di spektrum 26 GHz dan 35 GHz tetapi baru tersedia di tahun 2022. Atau 150 MHz di spektrum 2600 MHz yang baru dilepas oleh industri satelit siaran pada tahun 2024.

Bagi pemerintah dan bagi operator lapar frekuensi, penambahan 2X5 MHz di spektrum 2.100 MHz sempalan IOH sangat bermanfaat, tetapi prosesnya tidak begitu saja. Bisa diberikan dengan cara dilelang dan pemerintah dapat penerimaan negara bukan pajak (PNBP), bisa juga dengan cara kontes kecantikan (beauty contest).

Hanya saja dengan cara lelang, maksud menyeimbangkan pemilikan spektrum tidak akan tercapai kalau Telkomsel kalah. Sementara beauty contest bisa dilakukan dengan Telkomsel pemenang pasti namun belum berarti negara mendapat PNBP, padahal negara juga sedang lapar dana.

Cara lain lagi, kalau saja XL Axiata dan Smartfren kena “jebakan batman”, nekat merger, dan sekian kanal di spektrum 2100 MHz-nya diambil pemerintah. Tetapi rasa-rasanya, karena kemungkinan diambilnya jauh lebih lebar dibanding kasus IOH, XL Axiata akan berpikir ulang tujuh kali untuk merger.

Keledai saja tidak mau terperosok keduakalinya di satu lubang. “Megel sekalang, lugi laaa…,” kata seorang analis telko dari Singapura, yang bagi kita kata-kata ini juga bersayap.

Sebab artinya bisa saja “Rugi lah, atau malah: Lu gila…” Tinggal pilih.*

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com