Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hacker Klaim Bobol dan Bocorkan Data Milik Polri

Kompas.com - 18/11/2021, 12:22 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang hacker mengklaim telah membobol database milik Polri. Informasi ini diumbar melalui Twitter dengan handle akun @son1x666 pada 17 November 2021.

Dalam twitnya, hacker mengatakan ada 28.000 informasi pribadi dan log in yang dicuri. Dia juga mencatumkan tiga tautan berisi sampel data yang diduga berasal dari database Polri.

Data tersebut berisi informasi sensitif berupa nama lengkap, tempat tanggal lahir, nomor registrasi pokok, alamat, golongan darah, satuan kerja, suku, alamat e-mail, alamat rumah, pangkat, hingga pelanggaran yang pernah dilakukan oleh anggota.

Ada pula data tentang rehab putusan, rehab putusan sidang, rehab keterangan, id propam, dan beberapa lainnya. Data ini bisa diakses dan diunduh secara bebas.

Peretas mengklaim bahwa aksi ini dilakukan sendiri dan tidak melibatkan anggota tim organisasi yang ia ikuti.

Baca juga: Hacker Menyusup ke Sistem E-mail FBI, Ini yang Dilakukan

Akun @son1x666 yang mengaku berasal dari Brasil ini sebelumnya pernah melakukan aksi peretasan terhadap situs Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Badan Pengkajian dan Pengenalan Teknologi (BPPT) beberapa waktu lalu.

"Saya melakukan ini karena saya tidak mendukung pemerintah dan bagaimana cara mereka melayani rakyatnya. Banyak orang Indonesia yang menghubungi saya, menceritakan situasi mereka di Indonesia" tulis peretas.

Tangakapan layar memo dari peretas berisi pesan dan data yang diklaim berasal dari sistem database Polri yang dibobol.Twitter/@son1x666 Tangakapan layar memo dari peretas berisi pesan dan data yang diklaim berasal dari sistem database Polri yang dibobol.
Pakar keamanan siber dari lembaga riset nonprofit CISSReC, Pratama Persadha mengatakan bahwa data yang diunggah oleh akun @son1x666 adalah data yang valid, bukan data rekayasa.

"Dua database yang diberikan mempunyai ukuran dan isi yang sama, yakni 10.27 MB dengan nama file pertama polrileak.txt dan yang kedua polri.sql," jelas Pratama kepada KompasTekno, Kamis (18/11/2021).

Tanggapan Polri

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki dugaan peretasan yang terjadi di instansinya.

"Sedang ditangani oleh Dittipidsiber Bareskrim. Nanti kalau sudah ada update-nya diinfokan," kata Dedi saat dihubungi, Kamis (18/11/2021).

Sebelumya, akun @son1x666 yang mengaku sebagai warga negara Brasil ini juga mengklaim telah meretas sistem instansi pemerintah Indonesia lainnya, yakni situs Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pada bulan Oktober lalu.

Baca juga: Apa Itu Serangan Deface yang Menimpa Situs BSSN?

Adapun situs yang diretas beralamat di www.pusmanas.bssn.go.id. Peretas melakukan deface website atau mengubah tampilan halaman situs. BSSN telah membenarkan adanya peretasan ini.

Akun yang sama juga mengklaim telah membobol lima sub-domain dari situs Badan Pengkajian dan Pengenalan Teknologi (BPPT) dengan cara yang sama, yakni deface website.

Menurut Pratama, rentetan peretasan yang dilakukan oleh aktor yang sama, kemungkinan bertujuan untuk menunjukan eksistensinya sebagai hacktivist atau orang yang dikenal melakukan peretasan untuk menyebarkan pesan moral kepada masyarakat.

"Dia dan grupnya suka menyerang situs pemerintah di dunia untuk menunjukkan eksistensinya dan sebagai bentuk protes ketidakadilan pemerintah terhadap rakyatnya," kata Pratama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com