Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambisi China Hancurkan Bitcoin dan Semua Kripto

Kompas.com - 20/11/2021, 12:13 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - China semakin bertekad memberangus keberadaan Bitcoin, Etehereum, dan mata uang kripto (cryptocurrency) lainnya di negaranya. Hal ini dilakukan demi dapat mencapai misi netralitas karbon pada 2060 mendatang.

Setelah menutup tambang kripto serta melarang segala transaksi kripto pada pertengahan 2021 lalu, kini China bakal memberikan "tindakan" keras bagi pihak yang masih bandel melakukan penambangan kripto alias crypto mining.

Juru bicara Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) China, Meng Wei mengumumkan tindakan keras akan diberlakukan pada penambang kripto komersial maupun instusi milik negara.

Meng Wei mengatakan, pemerintah bakal menaikkan harga listrik bagi setiap institusi milik negara yang ketahuan menyalahgunakan listrik bersubsidi yang diterimanya untuk penambangan kripto.

Untuk diketahui, pemerintah China menawarkan harga listrik yang lebih renda bagi institusi milik negara, seperti sekolah, pusat komunitas, hingga lembaga kesejahteraan masyarakat.

Bila intitusi itu ketahuan menggunakan benefit listrik bersubsidi untuk menambang kripto, maka akan diterapkan tindakan tegas berupa kenaikan tarif listrik.

Sayangnya, Meng Wei tidak menjelaskan tindakan tegas macam apa yang akan diberlakukan pada penambang kripto komersial yang bukan merupakan institusi milik negara.

Meng Wei menegaskan bahwa China harus "secara ketat mencegah (penambangan cryptocurrency dari) bangkit dari kematian".

Baca juga: Apa Itu Shiba Inu Coin, Kripto yang Harganya Meroket Belakangan Ini

Pengaruhi harga Bitcoin

Harga Bitcoin di sesi perdagangan Jumat (19/11/2021).Coindesk Harga Bitcoin di sesi perdagangan Jumat (19/11/2021).
Pasca-pengumuman Meng Wei dari NDRC soal tindakan tegas yang akan diberlakukan bagi penambang kripto, sejumlah cryptocurrency meresponsnya secara negatif.

Harga Bitcoin dilaporkan turun 7 persen ke level 60.889 dollar AS per keping pada sesi perdagangan Selasa (16/11/2021). Angka itu disebut sebagai harga terendah bitcoin selama sepekan terakhir.

Pantauan KompasTekno di situs Coindesk, pada sesi perdagangan Jumat (19/11/2021), harga Bitcoin semakin terjun bebas, yakni dijual dengan harga 56.959 dollar AS per kepingnya.

Sementara cryptocurrency terbesar lainnya, Ethereum juga dilaporkan turun hingga 8 persen. Pada Selasa, Etehereum diperdagangkan di harga 4.297 dollar AS per kepingnya. Di sesi perdagangan Jumat, harga Ethereum juga turun ke level 4.141 dollar AS per keping.

Baca juga: 10 Negara yang Melarang dan Membatasi Mata Uang Kripto

Dilarang demi netralitas karbon 2060

Kekhawatiran China soal keberadaan Bitcoin dkk. ini sebenarnya telah muncul sejak 2017 silam. Ketika itu, China melakukan operasi pembubaran kegiatan menukaran mata uang dan jual-beli koin virtual, karena dikategorikan sebagai "kegiatan sia-sia".

Pada 2019, China juga melarang bursa mata uang kripto dan initial coin offering. Akan tetapi warga negaranya masih belum dilarang menyimpan cryptocurrency. Alhasil, saat itu China masih menjadi pusat penambangan cryptocurrency global.

China disebut menyumbang lebih dari 75 persen penambangan Bitcoin di seluruh dunia, menurut penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Nature Communications pada bulan April 2021.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com