Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

kolom

Jaringan Internet Bakti Dinanti UMKM di Wilayah 3T

Kompas.com - 24/11/2021, 11:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bakti membangun dengan skema USO (universal service obligation – kewajiban pelayanan universal) untuk kawasan 3T dengan dukungan dana dari semua operator seluler yang menyetorkan 1,25 persen dari pendapatan kotor mereka.

Program percepatan transformasi digital yang didengungkan Presiden Jokowi membuat Bakti juga mendapat kucuran ABPN sehingga dana kelolaannya mencapai lebih dari Rp 16 triliun, dan akan terus bertambah.

Rencana strategis Kominfo 2020—2024 terkait Ekonomi Digital, BUMDes dan UMKM menjadi salah satu solusi meningkatkan pendapatan masyarakat dan ketahanan pangan di wilayah pedesaan.

Diharapkan perdagangan elektronik atau e-commerce yang menjadi platform ekonomi digital dapat dimanfaatkan BUMDes dan UMKM.

Menurut Danny Januar Ismawan, Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah Bakti Kominfo, jumlah pembangunan titik layanan intenet akan berkembang dari 7.904 pada 2020 jadi 109.904 titik pada 2024.

Nilai transaksi sebelum dan ketika terjadi pandemi Covid-19 pun meningkat 29,6 persen, “Tahun 2019 sebesar Rp 205,5 triliun, menjadi Rp 266,3 triliun pada 2020,” katanya.

Gudang Smesco

Manfaat akses internet untuk UMKM dibuktikan gadis asal NTT, Meybi Agnesya yang sudah punya langganan para turis sejak jauh sebelum pandemi.

Baca juga: YouTube Permudah UKM Bikin Video Promosi

Ia mengubah tanaman Kelor (Moringa oleoifera), khususnya bagian daun, menjadi produk yang dapat dikonsumsi menjadi teh, cokelat, serbuk dan lain-lain.

Covid-19 merontokkan industri pariwisata, tidak ada turis datang dan produk Meybi yang namanya Timor Moringa tak terjual. Meybi tidak menyerah, ia mengubah pasar dari konvensional ke digital.

Beruntung, jaringan telekomunikasi Bakti masuk NTT dan kini jualan Meybi sudah menasional, bahkan mendunia. Kendala masih tetap ada, biaya pengiriman produk berharga Rp 27.500, ongkos kirimnya Rp 32.500.

Dibantu IdEA, dibangun satu gudang yang difasilitasi Smesco seluas 1x1 meter dan sewa Rp 90.000 per bulan, yang bisa dimanfaatkan UMKM daerah yang ingin membuka pasar di Jakarta.

Pemilik UMKM menitipkan barangnya lalu jika ada transaksi, ada yang mengemas dan mengirimkan barang ke alamat pembeli, semuanya terpantau lewat aplikasi, biayanya lebih murah.

Baca juga: TikTok Sediakan Platform Beriklan untuk UKM di Indonesia

Tidak sebatas berperan menghadirkan infrastruktur fisik berupa akses internet, Bakti juga merancang strategi pemanfaatan jaringan dengan membangun ekosistem. Strategi solusi ekosistem digital yang dibangun fokus pada tiga pilar utama, digital citizen, digital economy, dan digital government.

Dalam rencana strategis Kominfo 2020—2024 terkait Ekonomi Digital, BUMDes dan UMKM jadi solusi meningkatkan pendapatan masyarakat dan ketahanan pangan di wilayah pedesaan. Dengan percepatan penyediaan jaringan diharapkan e-commerce yang menjadi platform ekonomi digital dapat dimanfaatkan BUMDes maupun UMKM. ***

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com