Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Besar Merek Smartphone Global, Apple Depak Xiaomi dari Urutan Kedua

Kompas.com - 25/11/2021, 07:33 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Firma riset pasar Gartner merilis laporan penjualan smartphone global untuk kuartal III-2021. Gartner mengungkap penjualan smartphone secara langsung ke konsumen  mengalami penurunan sebesar 6,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: 5 Besar Vendor Ponsel di Indonesia, Vivo Teratas

Kendati demikian, sebagian besar vendor smartphone mengalami pertumbuhan satu digit secara year over year (YoY). Lima besar merk smartphone dunia masih dihuni oleh para vendor yang sama. Urutannya adalah sebagai berikut.

  1. Samsung mengukuhkan posisinya di puncak klasemen dengan merengkuh 20,2 persen pangsa pasar di kuartal III-2021. Selama periode tersebut, Samsung menjual 69 juta unit smartphone secara global.

    Menurut Gartner, pangsa pasar Samsung turun 1,9 persen secara YoY. Akan tetapi, Samsung mengalami pertumbuhan di segmen premium berkat duo ponsel lipat yakni Galaxy Z Flip3 dan Galaxy Z Fold3. Dua ponsel lipat Samsung itu laris manis di pasaran.

  2. Apple yang setahun lalu duduk di urutan ketiga kini naik ke urutan kedua dengan mendepak Xiaomi. Apple tercatat menguasai pangsa pasar sebesar 14,2 persen dengan total penjualan 48 juta unit.

  3. Xiaomi di urutan ketiga menguasai 13 persen pangsa pasar dengan total penjualan 44,4 juta. Permintaan ponsel Xiaomi cukup kuat di jalur online, terutama di pasar Eropa dan Timur Tengah, di mana Xiaomi bekerja sama dengan operator seluler di sana.

  4. Di posisi keempat ada Vivo dengan 10,5 persen pangsa pasar dan penjualan sebanyak 36 juta.

  5. Sementara,  Oppo di urutan kelima menguasai 33,6 persen pangsa pasar dengan total penjualan sebanyak 33,6 juta unit.

Xiaomi, Vivo, dan Oppo masing-masing mengalami peningkatan pangsa pasar sebesar 1 persen, 2,4 persen, dan 1,7 persen dari tahun ke tahun secara berurutan. Begitu pula dengan Apple yang mengalami peningkatan sebesar 3,1 persen.

Menurut Gartner, Apple mengalami lonjakan permintaan berkat peluncuran iPhone 13 yang menawarkan sejumlah peningkatan dibanding pendahulunya.

Baca juga: Bisa Dibeli di Indonesia, Ini Beda Spesifikasi iPhone 13, 13 Mini, 13 Pro, dan 13 Pro Max

Apalagi, Apple juga mengubah strategi di kanal online dan menggelar program trade in untuk mengakselerasi permintaan iPhone 5G.

Imbas krisis kelangkaan chip

Krisis kelangkaan chipset masih menjadi  momok bagi vendor smartphone hingga penghujung tahun 2021. Gartner menyebut merosotnya penjualan smartphone disebabkan oleh krisis kelangkaan chip yang mengganggu produksi ponsel.

Gara-gara kelangkaan ini, direktur riset senior Gartner Anshul Gupta mengatakan penjualan smartphone justru menurun walaupun permintaan konsumen tinggi.

"Karena peluncuran produk tertunda, jadwal pengiriman yang lebih lama, dan persediaan yang tidak mencukupi kanal penjualan," ujar Gupta menerangkan alasannya, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari situs Gartner, Kamis (25/11/2021).

Baca juga: Menyoal Biang Keladi Kelangkaan Chip yang Bikin Pusing Industri Global

Gupta menambahkan, saat ini komponen seperti chip frekuensi radio dan pengelola daya masih langka dan membuat produksi smartphone global tersendat. Hal tersebut kemudian mengganggu keseimbangan antara jumlah penawaran dan permintaan di pasar.

Gartner menyebutkan penjualan smartphone premium sebenarnya merangkak naik pada kuartal III-2021 di tengah-tengah penurunan pasar secara keseluruhan, namun besarnya peningkatan di segmen premium tidak diuraikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com