Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Pusat Internet Indonesia Tumbang Diamuk Si Jago Merah

Kompas.com - 04/12/2021, 08:05 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Menyambung soal server backup, Murfi turut mengungkapkan bahwa biasanya server cadangan ini tidak selalu memiliki kualitas yang bagus seperti server utama.

"Umumnya sejumlah ISP besar sudah memiliki jalur backup masing-masing. Ketika menggunakan server backup, kualitas koneksinya saja barangkali yang menurun. Ini akibat peralihan ke jalur backup yang beda kualitasnya dibanding jalur utamanya," kata Murfi.

Meski demikian, menurut Murfi, server backup menjadi infrastruktur wajib yang mesti dimiliki penyedia layanan berbasis internet. Sebab, bila tak punya server backup, layanan bukan hanya menurun kualitasnya tapi juga bakal lumpuh alias tak bisa diakses sama sekali.

Gedung Cyber pernah 3 kali kebakaran

Sejauh ini, kebakaran di Gedung Cyber 1 sudah memakan dua korban jiwa. Menurut hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), sumber api yang membuat terbakarnya sebagian gedung Cyber berasal dari satu titik.

Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Azis Andriansyah mengatakan api itu berasal dari panel kabel listrik di lantai 2 gedung Cyber.

Azis mengatakan, tidak ada ruangan atau gedung Cyber yang terbakar. Kepulan asap yang menyelimuti ruangan diduga berasal dari panel kabel yang terbakar. Kebakaran di Gedung Cyber 1 yang terjadi pada Kamis (2/12/2021) siang ini sebenarnya bukanlah insiden kebakaran yang pertama kalinya.

Sebelumnya, gedung yang terletak di Jalan Kuningan Barat itu sudah pernah dua kali mengalami kejadian serupa. Jadi bila ditotal, sudah tiga kali insiden kebakaran terjadi di Gedung Cyber 1.

Insiden kebakaran pertama terjadi pada 11 Februari 2014. Si jago merah saat itu melahap Gedung Cyber 1 di Lantai 11.

Sedangkan insiden kebakaran kedua terjadi setahun kemudian, tepatnya pada 19 Agustus 2015. Saat itu api muncul dari salah satu ruangan di lantai 8 pada siang bolong.

Gedung Cyber tidak layak jadi rumah data center

Pasca insiden kebakaran yang ketiga ini, Gedung Cyber 1 disebut tidak layak untuk dijadikan sebagai gedung data center. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Bidang Koordinator IIX dan Data Center APJII, Syarif Lumintarjo dalam sebuah konferensi pers virtual terkait kebakaran Gedung Cyber 1.

Menurut Syarif, profil gedung Cyber 1 seperti material bangunannya, dinilai belum memenuhi standar untuk penempatan data center.

Ia merinci, bentuk tembok, serta penggunaan kaca yang dilapisi gipsum pada Gedung Cyber 1 disebut jauh dari standar gedung data center yang semestinya.

Baca juga: Gedung Cyber Disebut Tak Penuhi Standar untuk Simpan Data Center

Tak sengaja jadi pusat data center

Syarif turut mengungkapkan, sebenarnya, Gedung Cyber 1 ini tak sengaja dijadikan salah satu "rumah" bagi data center di Indonesia. Kemungkinan besar hal ini pula yang menyebabkan Gedung Cyber 1 tidak dibangun sesuai dengan standar sebuah gedung data center.

"Berdasarkan pengalaman saya sekitar 15-20 tahun, Gedung Cyber 1 itu sebenarnya tidak sengaja dijadikan internet exchange (data center)," ungkap Syarif.

Menurut dia, Gedung Cyber 1 bukanlah gedung data center. Hanya saja, kebetulan, banyak penyelenggara data center yang sudah "menghuni" gedung tersebut sejak awal.

"Jadi secara de facto, Gedung Cyber 1 menjadi tempat berkumpul (para penyelenggara data center) karena memang di situlah para pendiri internet dimulai," imbuh Syarif.

Seiring berjalannya waktu, para tenant atau penghuni lainnya, yang memiliki hubungan dengan data center, lantas mengikuti dan mengisi gedung tersebut.

Makanya, Gedung Cyber 1 sekarang sudah menjadi gedung ikonik sebagai pusat data center di Indonesia. Meski pada dasarnya, ini sejatinya bukan gedung data center.

Baca juga: DNS Mampet, Internet Sedunia Bisa Tumbang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com