Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk Posting "Meme" Josef Stalin, Sindir CEO Baru Twitter?

Kompas.com - 09/12/2021, 07:04 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Elon Musk lagi-lagi bikin ulah. CEO Tesla yang kerap "nyinyir" ini ikut mengomentari pergantian kursi CEO Twitter.

Tentu saja, komentarnya disampaikan dengan cara menyindir lewat sebuah meme, seperti yang kerap ia lakukan selama ini. Beberapa saat setelah CEO lama Twitter, Jack Dorsey mengumumkan alih jabatannya ke Parag Agrawal, Musk mengunggah sebuah meme.

Dalam meme itu, Musk sengaja mengedit foto dua tokoh asal Rusia, Josef Stalin dan Nikolay Yezhov. Wajah Stalin diganti dengan wajah Agrawal, sementara wajah Yezhov diganti dengan wajah Dorsey.

Baca juga: Sosok Parag Agrawal, CEO Baru Twitter Pengganti Jack Dorsey

Meme itu terdiri dari dua gambar. Gambar pertama menampilkan dua sosok "editan itu", kemudian gambar kedua, sosok "Dorsey" menghilang dengan efek cipratan air di belakang dan hanya menyisakan foto "Agrawal". Maksudnya, sosok "Dorsey" hilang dilempar ke sungai.

Menurut sejarah, Nikolai Yezhov alias The Dwarf (kurcaci), adalah orang kepercayaan Stalin.
Konon, Yeshoz dieksekusi di bawah arahan Stalin pada tahun 1940. Keduanya sempat berfoto di dekat Sungai Moskwa sebelum eksekusi.

Tapi foto yang disebar ke publik rupanya sudah disunting, dengan menghapus foto Yeshoz, yang konon bertujuan untuk menghilangkan jejak sejarah. Foto itulah yang digunakan sebagai bahan meme oleh Musk.

Tidak jelas apa alasan dan maksud Musk mengunggah meme ini. Seorang pengguna dengan nama handle @comm_raid membalas meme Musk dengan foto asli Stalin-Yezhov, dan "membantu" pengguna lain memahami guyonan gelap (dark joke) ala Musk.

Satu hal yang pasti, twit ini diunggah Musk setelah Agrawal menjadi sorotan atas komentar lamanya tentang peran media sosial di Amandemen Pertama.

Komentarnya ini dinilai beberapa pihak akan membatasi kebebasan di Twitter, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Fox Business, Kamis (8/12/2021).

Baca juga: 3 Alasan Jack Dorsey Mundur dari Jabatan CEO Twitter

"Peran kami (Twitter) tidak terikat oleh Amandemen Pertama, tugas kami adalah untuk melayani percakapan publik yang sehat," kata Agrawal.

Amandemen pertama yang dimaksud mengacu pada Amandemen Pertama Konstitusi Amerika yang menyatakan bahwa "Kongres tidak boleh membuat undang-undang yang menghormati pendirian agama, atau melarang penggunaannya secara bebas, atau memangkas kebebasan berbicara, atau kebebasan pers, atau hak rakyat untuk berkumpul secara damai".

Komentar itu ditambah temuan twit lama Agrawal yang sempat mengangkat isu diskriminasi agama dan ras.

Bukan cuma meme, Musk juga berkomentar ditunjuknya Agrawal menjadi CEO Twitter, menguntungkan Amerika.

Komentar itu ia tulis untuk menjawab twit dari CEO Stripe, Patrick Collison tentang orang-orang India yang menduduki kursi eksekutif di perusahaan teknolog Amerika.

"Amerika untung banyak dari bakat India," tulis Musk.


Sebelum menjabat sebagai CEO Twitter, pria lulusan IIT-Bombay dan Standford University ini sudah bekerja di perusahaan mikroblogging itu sejak tahun 2011. Agrawal yang kini berusia 37 tahun itu sebelumnya bekerja di Microsoft, Yahoo, dan AT&T.

Tahun 2017, Agrawal menjabat sebagai Chief Technology Officer Twitter. Sementara itu, Dorsey masih akan menjabat sebagai anggota dewan hingga 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com