Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

25 Tahun Lalu, Steve Jobs Kembali ke Apple Lewat Next

Kompas.com - 20/12/2021, 19:55 WIB
Zulfikar Hardiansyah,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber CNET

KOMPAS.com - Tepat hari ini, 25 tahun lalu Apple resmi mengakuisisi Next, sebuah perusahaan pengembang komputer yang didirikan Steve Jobs. Menariknya, akuisisi ini juga sekaligus menjadi langkah untuk "memboyong" Steve Jobs kembali ke Apple

Steve Jobs sebagai pendiri Apple memang sempat dikeluarkan dari perusahaan yang ia bangun sendiri pada 1985. Konon, salah satu penyebabnya adalah produk komputer Apple, Macintosh, buatan Jobs tidak laku dipasaran. Setelah didepak, Jobs akhirnya mendirikan perusahaan rintisan (start-up) baru bernama Next.

Sebelas tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 20 Desember 1996, Apple mengakuisisi Next dengan harga 400 juta dolar (dengan kurs saat ini sekitar 5,7 triliun rupiah). Akuisisi dilakukan saat Apple berada di bawah kepemimpinan Gilbert "Gil" Amelio.

Baca juga: Steve Jobs dan Nilai yang Tak Lekang

Berkat aksi korporasi tersebut, Apple mengambil alih kendali atas semua produk dan layanan dari Next. Jobs juga harus meninggalkan jabatannya sebagai kepala eksekutif Next.

Dari sinilah, takdir menuntun Jobs kembali berkarir di Apple. Setelah akuisisi, Jobs didaulat sebagai penasihat yang bertanggung jawab langsung kepada CEO Apple waktu itu, Amelio.

Jobs kembali, Apple utuh lagi

Merger Next ke Apple beserta kembalinya Jobs, dinilai sebuah langkah radikal untuk menaikan pamor Apple.

Sebelum akuisisi ini, Apple telah menderita kerugian terus-menerus sejak produk Macintosh tidak laku dipasaran selama beberapa dekade terakhir kala itu.

Terlepas dari masalah produksi dan pemasaran saat itu, absennya Jobs di Apple seakan menjadi keping yang hilang. Menurut Bob Metcalfe, wakil presiden International Data Group, kembalinya Jobs ke Apple seakan mengembalikan keutuhan Apple.

“Tim baru Apple memiliki Dr. Amelio dan Ellen Hancock. Mereka sangat berkompeten, tapi mereka kekurangan satu hal, yakni karisma. Jobs yang melengkapi perpaduan itu,” katanya waktu itu, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Cnet, Senin, (20/12/2021).

Baca juga: Ramalan Steve Jobs, Bill Gates, dan Jeff Bezos yang Jadi Kenyataan

Kembalinya Jobs, dinilai juga dapat memberi jawaban atas masa depan sistem operasi yang bakal hadir di perangkat Apple. Di awal 1996, Apple telah meninggalkan sistem operasi yang dikembangkannya sendiri, yakni Copland.

Dengan akuisisi ini, Apple berharap Next dengan platform pengembangan terbuka berbasis Java, dapat secara signifikan meningkatkan internet dan intranet di produk Apple.

Amelio mengatakan bahwa Apple diharapkan dapat mulai menghadirkan produk dengan sistem operasi Next pada tahun 1997.

Di sisi lain, akuisisi ini dinilai juga menguntungkan Next. Jobs mengungkapkan apabila merger Next dengan Apple dapat memberikan peluang pada perusahaan untuk menawarkan terobosan-terobosan terbaru yang telah direncanakan sebelumnya.

Steve Jobs (kanan) mengenakan baju hangat berlogo NeXT ComputerGQ.COM Steve Jobs (kanan) mengenakan baju hangat berlogo NeXT Computer

Akuisisi yang diragukan

Tidak semua orang menilai kembalinya Jobs ke Apple sebagai pertanda yang baik. Beberapa analis justru mempertanyakan atau meragukan kebijakan Apple dalam mengakuisisi Next pada waktu itu.

Misalnya Daniel Kunstler, seorang analis industri sistem komputer untuk J.P. Morgan, yang seolah meragukan rencana menghadirkan sistem operasi Next di Apple.

"Tidak ada detail nyata tentang bagaimana mereka (Apple) akan menggunakan teknologi dan platform Next untuk memulai sistem operasi mereka sendiri atau berapa lama waktu yang dibutuhkan," kata Kunstler.

Baca juga: Sejarah Apple yang Tak Jadi Bangkrut karena Microsoft

Meski seolah meragukan, Kunstler mengatakan bahwa ia tidak melihat kerugian dari kembalinya Jobs secara pribadi ke Apple.

Hal serupa juga diungkap, Zack Rinat, Presiden dan CEO NetDynamics (produsen perangkat pengembang aplikasi web). Rinat menilai bahwa teknologi Apple bukan sesuatu hal yang baru.

Ia menilai Apple tidak memiliki kompetensi untuk menyediakan layanan dukungan pada pelanggan. Tapi, Rinat menuturkan Next dan Apple akan menjadi penggabungan yang sukses selama memiliki fokus untuk mengintegrasikan teknologi Next ke dalam MacOS.

Baca juga: Profil Steve Jobs, Anak Imigran Muslim yang Mendirikan Apple

Secara keuangan, Next sebenarnya juga memiliki kondisi finansial yang tidak stabil selama 11 tahun terakhir. Sebagian orang menilai bahwa kondisi keuangan Next menghambat perusahaan untuk bisa mencapi tujuan jangka panjangnya, yakni melantai di bursa saham (IPO).

Bergabungnya Next saat itu memang belum bisa secara pasti menjanjikan masa depan Apple. Tapi jika melihat kondisi pasar teknologi hari ini, kembalinya Jobs ke Apple tentu menjadi langkah awal perusahaan untuk bangkit setelah banyak merugi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNET
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com