Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Smartphone Indonesia Kembali Lesu pada Kuartal III-2021

Kompas.com - 22/12/2021, 08:33 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber IDC

KOMPAS.com - Pasar smartphone di Indonesia kembali lesu pada kuartal-III (Juli-September) 2021 ini. Hal ini ditengarai karena merebaknya gelombang kedua pandemi Covid-19 di Tanah Air pada Juli lalu.

Menurut laporan terbaru dari firma riset IDC, pada periode ini, volume pengiriman (shipment) smartphone di Indonesia turun hingga 12,4 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-over-year/YoY).

Dalam keterangan tertulisnya IDC mengungkapkan, total jumlah pengiriman smartphone selama kuartal III-2021adalah sebanyak 9,2 juta unit.

Angka itu sedikit menurun jika dibandingkan dengan kuartal II-2021 (quarter-on-quarter/QoQ), di mana total pengiriman smartphone mencapai 10,6 juta unit, menurut catatan IDC.

Menurut IDC, vendor ponsel di Indonesia kini mulai fokus menghadirkan ponsel 5G di Tanah Air. Ini terlihat dari volume mengiriman yang naik, yaitu dari 6 persen pada kuartal sebelumnya menjadi 7 persen di kuartal III-2021.

Baca juga: 5 Besar Vendor Smartphone di Indonesia Kuartal III-2021, Oppo Salip Xiaomi

Tak hanya itu, harga jual rata-rata (average selling price/ASP) ponsel 5G juga menurun signifikan mencapai 27 persen QoQ, menjadi 418 dollar AS (setara Rp 6 juta) di kuartal III-2021. Artinya, harga ponsel 5G di Indonesia semakin murah.

Hal tersebut disebabkan karena para vendor ponsel berusaha menghadirkan smartphone 5G dengan harga terjangkau ke pasar Indonesia.

Penyebab pasar smartphone lesu

IDC mengungkapkan, penurunan pangsa pasar ini disebabkan karena adanya gangguan saluran pada penjualan offline dan kesulitan dari sisi pasokan.

Pada Juli lalu, Indonesia memasuki gelombang kedua Covid-19 yang akhirnya membuat pemerintah mengetatkan aturan terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sebagian besar pemberlakuan aturan pembatasan kegiatan itu berlangsung selama kuartal III-2021. Alhasil, banyak toko ritel ponsel di wilayah Pulau Jawa-Bali dan beberapa wilayah lainnya tutup. Imbasnya, penjualan smartphone di saluran offline menjadi terganggu.

Suasana ITC Roxy Mas, salah satu pusat belanja ponsel terbesar di Jakarta.Kompas.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi Suasana ITC Roxy Mas, salah satu pusat belanja ponsel terbesar di Jakarta.
Di saat pembatasan kegiatan masyarakat mulai kendor pada bulan September, pasar smartphone masih dibayangi oleh masalah kekurangan pasokan.

Ini berdampak pada tersendatnya produksi dan pengiriman ponsel secara keseluruhan, termasuk di pasar dalam negeri.

Selain itu, harga komponen juga berpotensi naik. Hal ini ikut berdampak pada kenaikan harga untuk beberapa model smartphone 4G di segmen entry-level.

Baca juga: 5 Besar Merek Smartphone Global, Apple Depak Xiaomi dari Urutan Kedua

Menurut IDC, pasokan smartphone 4G juga semakin berkurang karena vendor ponsel kini fokus pada smartphone 5G.

"Vendor mencari cara strategis dalam menghadapi situasi pasokan yang sulit ini. Beberapa vendor memilih untuk mengganti atau tidak merilis model yang memiliki lebih banyak kendala pasokan," kata Vanessa Aurelia selaku Associate Market Analyst dari IDC Indonesia.

Beberapa vendor lainnya, kata Aurelia, mulai menimbang kembali strategi distribusi ponsel miliknya untuk menjaga agar harga tetap terkendali.

5 besar vendor smartphone di Indonesia

Pada laporan yang sama, IDC merilis daftar 5 besar smartphone di Indonesia untuk kuartal III-2021, berdasarkan besaran pangsa pasar (market share). Berikut selengkapnya:

  1. Oppo (market share lebih dari 20 persen)
  2. Vivo (market share sekitar 20 persen)
  3. Xiaomi (market share lebih dari 15 persen)
  4. Samsung (market share lebih dari 15 persen)
  5. Realme (market share sekitar 10 persen)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber IDC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com