Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

kolom

Siapa Bapak Komputer?

Kompas.com - 28/12/2021, 14:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA bukan ilmuwan atau pakar apalagi produsen komputer. Saya sekedar seorang konsumen komputer. Komputer yang saya gunakan juga bukan kaliber profesional tetapi sekedar personal dalam bentuk yang disebut sebagai laptop dengan daya memori terbatas, hanya cukup sak madyo untuk menulis naskah yang sedang anda baca ini saja.

Sebagai pengguna laptop kasta jelata, wajar jika saya tidak mengetahui sejarah asal muasal komputer. Maka semula saya hanya menduga-duga bahwa yang layak disebut sebagai Bapak Komputer adalah produsen komputer tersohor bernama Steve Jobs atau Bill Gates? Mark Zuckerberg? Jack Ma?

Baca juga: NFT dan Komputer Pendiri Wikipiedia Laku Terjual Rp 14 Miliar

Kalkulator

Ternyata saya total keliru sebab menurut para sejarawan komputer, sang penemu peralatan yang disebut sebagai komputer adalah seorang polymath warga kerajaan Inggris bernama Charles Babbage.

Tahun 1822, Babbage mengembangkan sebuah kalkulator mekanikal dengan gudang ingatan sederhana bernama Difference Engine. Komputer primitif itu menggunakan sistem punched cards sebagai narasumber instruksi kepada mesin kalkulator yang pada masa itu masih digerakkan oleh tenaga uap.

(Saya pertama mengenal teknologi punched cards dari mesin musik yang menggunakan kartu berlubang-lubang).

Kemudian Babbage mengembangkan kalkulator dengan gudang memori, sistem kontrol dilengkapi unit aritmatika dan logika lebih keren yang kemudian diberi nama Analytical Engine.

Akibat kontribusi jasa sebagai landasan teknologi komputer, Charles Babbage kerap dianggap sebagai Bapak Komputer. Meski banyak pula sejarawan komputer meyakini bahwa yang lebih berhak disebut sebagai Bapak Komputer adalah Alan Turing dengan gagasan cemerlang mempercepat arus lalu-lintas informasi berbasis 1 dan 2 yang memang merupakan sifat dasar komputer.

Kartu berlubang

Sukma mesin ajaib mahakarya Charles Babbage utama terletak pada apa yang disebut sebagai punched cards dalam bentuk kartu berlubang-lubang. Sementara pemegang hak paten atas sistem punched cards bukan Charles Babbage tetapi Joseph Marie Charles yang lebih dikenal dengan nama panggilan Jacquard.

Putra terbaik Prancis kelahiran Lyon tahun 1752 tersebut tahun 1801 berhasil membuat sebuah konstruksi mesin penyulam dengan benang sutra yang menggunakan punched cards demi lebih cepat dan akurat memproduksi sulaman dengan pola yang diinginkan.

Baca juga: Komputer Pertama Apple yang Masih Berfungsi Dilelang, Laku Rp 5,7 Miliar

Sistem kartu berlubang mahakarya Joseph Marie Jacquard kemudian digunakan untuk mesin produksi tekstil secara massal yang ikut menggerakkan Revolusi Industri di Eropa kemudian merambah ke seluruh dunia sampai masa kini.

Sistem kartu berlubang berbasis dualisme lubang dan tidak-lubang gagasan Joseph Maries Jacquard kemudian diadaptasi oleh Charles Babbage untuk memproduksi kalkulator tenaga uap sebagai pelopor metode programming komputer tenaga listrik termasuk laptop yang saya gunakan untuk menulis serta mengirimkan naskah yang sedang anda baca ini ke redaksi media yang berkenan memuatnya.

Jangan lupa bahwa segenap arus lalu-lintas informasi serba cepat dan akurat di masa kini juga hanya bisa terlaksana berkat sistem kartu berlubang gagasan Joseph Marie Charles yang lebih dikenal dengan nama panggilan Jacquard itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com