Tak hanya itu, perusahaan rintisan yang fokus di bidang travel dan pemesanan hotel ini diklaim merupakan startup travel Asia Tenggara pertama yang menyandang gelar Unicorn.
Hal itu diraih setelah Traveloka mendapatkan kucuran dana 350 juta dollar AS dari perusahaan di bidang yang sama, Expedia, pada Juli 2017 lalu.
Baca juga: Traveloka Dapat Suntikan Dana Rp 3,6 Triliun
Traveloka memiliki berbagai layanan yang bisa dinikmati pengguna yang ada di Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Filipina.
Berdasarkan data CBInsights, saat ini, Traveloka tercatat memiliki angka valuasi sebesar 3 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 42,6 triliun.
Di tempat keempat ada Bukalapak, perusahaan rintisan di bidang e-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Fajrin Rasyid pada awal tahun 2010 silam.
Bukalapak mendapatkan gelar Unicorn pada Januari 2018, setelah mendapatkan kucuran dana dari beberapa grup investor besar. Salah satunya adalah Emtek Grup dan 500 Startups.
Pada 2021 ini, Bukalapak juga sudah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada akhir Juli 2021. Saham Bukalapak (kode saham BUKA) ditawarkan kepada masyarakat dengan harga Rp 850 per lembar saham.
Strategi ini membuat Bukalapak menorehkan sejarah baru sebagai startup Unicorn pertama yang listing di BEI, mendahului IPO GoTo (perusahaan gabungan Gojek-Tokopedia) yang juga sudah lama digadang akan melakukan IPO.
Penyedia layanan pembayaran elektronik besutan Grup Lippo ini, ditaksir memiliki valuasi sebesar 2,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 41 triliun oleh CB Insight. Angka tersebut, menurut CB Insight, sudah dicapai sejak 14 Maret 2018.
Namun, baru pada 2019, status Ovo sebagai startup Unicorn terkonfirmasi.
Menkominfo Rudiantara, pada ajang Siberkreasi 2019 yang digelar pada Oktober 2019, mengonfirmasi bahwa Ovo sudah menjadi Unicorn asal Indonesia yang baru setelah empat perusahaan yang tadi disebutkan.
“Saya sudah bicara dengan founder-nya, dan memang iya (sudah jadi unicorn). Makanya saya berani bicara setelah saya konfirmasi,” ujar Rudiantara seperti diwartakan sebelumnya.
Ini membuat J&T Express berada di urutan keenam sebagai startup Indonesia dengan gelar Unicorn.
Gelar Unicorn berhasil disandang J&T Express setelah startup ini mendapatkan suntikan dana senilai lebih dari 2 miliar dollar AS (sekitar Rp 29 triliun).
Baca juga: J&T Express Jadi Unicorn Baru Indonesia, Valuasinya Rp 113,5 Triliun
Dana tersebut diperoleh lewat sebuah funding round yang antara lain diikuti oleh dua perusahaan ekuitas swasta China, Hillhouse Capital dan Boyu Capital; serta firma modal ventura Sequoia Capital China.
Saat ini, menurut data CBInsights, valuasi J&T Express sudah mencapai 20 miliar dollar AS atau setara Rp 284 Triliun
Gelar itu didapatkan setelah Xendit mengumpulkan perolehan dana senilai 150 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,1 triliun dari investor seperti Tiger Global Management dan sejumlah investor lainnnya.
Xendit sendiri didirikan oleh Moses Lo pada tahun 2015. Startup fintech ini menyediakan layanan berupa sistem pembayaran (payment gateway) untuk memudahkan proses transaksi pelaku bisnis, mulai dari UMKM, startup, e-commerce, hingga perusahaan besar.
Baca juga: Xendit Resmi Jadi Startup Unicorn Baru di Indonesia