Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerah, Meta Tuntut Situs Palsu Facebook, WhatsApp, dan Instagram

Kompas.com - 31/12/2021, 13:03 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber MASHABLE

KOMPAS.com - Meta mengajukan gugatan federal kepada para pelaku serangan phising yang merajalela di platform Facebook, WhatsApp, dan Instagram.

Perusahaan induk yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg tersebut nampaknya sudah gerah untuk memberantas lebih dari 39.000 situs palsu yang sudah menipu penggunanya.

Direktur Penegakan dan Litigasi Platform, Jessica Romero menjelaskan bahwa para pelaku serangan phising ini menciptakan situs palsu yang menyerupai Facebook, Messenger, Instagram, dan WhatsApp.

Baca juga: Cara Mengaktifkan Verifikasi Dua Langkah Facebook agar Tidak Kena Phising Tag Link Porno

Situs tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat seolah-olah seperti situs aslinya. Pelaku kemudian akan membujuk korban untuk memasukkan informasi pribadi pengguna seperti alamat e-mail dan kata sandi akun.

Dalam menjalankan aksinya, pelaku diketahui mengandalkan sebuah layanan relay bernama "Ngrok" untuk mengarahkan pengguna ke situs web palsu buatan mereka.

"Ini memungkinkan pelaku untuk menyembunyikan lokasi sebenarnya dari situs phishing, termasuk identitas penyedia hosting online mereka dan terdakwa," ungkap Romero dalam sebuah keterangan tertulis.

Romero mengaku bahwa kasus serangan phishing kian bertambah. Hingga pada Maret lalu, Meta akhirnya mengambil tindakan tegas dengan bekerja sama dengan layanan relay terkait, untuk menangguhkan ribuan situs yang mengarahkan pengguna ke i.

Kampanye anti-phishing

Dalam rangka mengedukasi penggunanya terhadap serangan phishing, WhatsApp mengadakan kampanye anti-phishing bertajuk Stop.Think.Call.

Melalui kampanye tersebut, WhatsApp turut menggandeng komedian Joel Dommett dan lembaga Friends Against Scams untuk menghimbau penduduk di Inggris dan Wales dalam menangani serangan phishing.

Baca juga: Kenali Modus Phising Mention dan Tag di Facebook Berikut Cara Menghindarinya

Digelarnya kampanye Stop.Think.Call rupanya didasari dari banyaknya kasus phishing yang terjadi di Inggris.

Sebanyak 46 persen warga Inggris mengaku telah menerima penipuan berbasis pesan singkat (SMS) sementara 13 persen lainnya pernah menerima bentuk penipuan serupa di WhatsApp.

Penipuan jenis ini umumnya mengatasnamakan orang terdekat, seperti orang tua, kerabat, serta teman dekat.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Mashable, Jumat (31/12/2021), penipuan berbasis pesan rentan terjadi kepada orangtua.

Para pelaku umumnya mengaku sebagai anggota keluarga terdekat yang sedang membutuhkan bantuan sejumlah uang.

Manajer Kebijakan di WhatsApp, Kathryn Harnett mengimbau kepada pengguna WhatsApp untuk menjaga keamanan akun, bahkan kepada orang terdekat.

Baca juga: Cara Mengamankan Akun WhatsApp Agar Tidak Mudah Diretas

"Kami menyarankan seluruh pengguna untuk tidak pernah membagikan kode PIN enam digit mereka dengan orang lain, bahkan teman atau keluarga, dan menyarankan agar semua pengguna menyiapkan verifikasi dua langkah untuk keamanan tambahan," ungkap Harnett.

Harnett juga meminta pengguna untuk tidak langsung percaya pada pesan yang mengatasnamakan keluarga, kerabat, atau teman.

"Jika Anda menerima pesan yang mencurigakan, menelepon atau meminta voice note (dari kerabat tersebut) adalah cara tercepat dan termudah untuk memeriksa keaslian identitas mereka," pungkas Harnett.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber MASHABLE
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com