Tidak hanya Theranos yang mendapat nama, melainkan juga Holmes selaku pendiri dan CEO-nya. Holmes mendapat predikat sebagai perempuan miliarder termuda di dunia oleh majalah Forbes pada 2014, di mana usianya saat itu menginjak 30 tahun.
Holmes kala itu juga berhasil mencatatkan kekayaan pribadi bersih sekitar 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 64 triliun jika menggunakan kurs saat ini). Selain itu, Holmes juga mendapat predikat "The next Steve Jobs" dari majalah bisnis, Inc.
Dengan cara berpakaian seperti Steve Jobs yang mengenakan baju model turtle neck, popularitas Holmes kala itu memang di atas angin.
Namun, popularitas Holmes berangsur anjlok pada 2015, akibat laporan investigasi dari The Wall Street Journal.
Adalah John Carreyrou yang membuat laporan investigasi atas penipuan yang dilakukan Holmes melalui Theranos. Temuan Carreyrou seakan menggugat klaim alat Theranos yang mampu mendeteksi 240 jenis penyakit dengan setetes darah.
I'm reading – Bad Blood: Secrets and Lies in a Silicon Valley Startup by @JohnCarreyrou – Covering the Story of #ElizabethHolmes and her company @theranos that was seen as the elixir of blood-testing diagnosis system. pic.twitter.com/kQgHr5IpVN
— Michael Nelson (@NelsonGich) January 5, 2022
Carreyrou menyimpulkan bahwa hasil tes darah dari alat buatan Theranos tidak akurat, setelah membandingkan hasil tes darah dari beberapa alat tes umum dengan alat milik Theranos.
Alat pendeteksi darah Theranos menunjukkan hasil yang berbeda dengan hasil dari sebagian besar alat yang sudah beredar umum. Selain itu, klaim soal paten alat pendeteksi darah oleh yang dibuat Holmes juga terbantahkan.
Alat yang digunakan untuk sebagian besar tes darah Theranos ternyata bukan hasil dari alat buatan perusahaan yang bernama Edison seperti yang diklaim sebelumnya.
Baca juga: Melihat Maraknya Penipuan Berkedok Akun Resmi di Medsos
Theranos ternyata menggunakan alat tes darah dari perusahaan lain, yang bisa dibeli secara bebas. Jadi, paten dari Theranos itu masih berupa ide.
Sedangkan, alat yang dapat menguji seluruh penyakit hanya dengan setetes darah merupakan bualan dari Holmes saja. Dengan kata lain, Theranos tidak pernah menciptakan alat yang secara praktik bisa digunakan untuk tes darah sesuai dengan ide Holmes.
Saat itu, Holmes masih tenang-tenang saja, Ia menanggapi hasil temuan dari Carreyrou sebagai omong kosong belaka, dari orang yang iri atas inovasi teknologinya.
"Inilah yang terjadi jika pekerjaan Anda bakal mengubah banyak hal, pertama-tama mereka akan mengira Anda gila, kemudian mereka menentang Anda," kata Holmes dalam wawancaranya bersama CNBC TV.
Setelah laporan Carreyrou mencuat ke publik, gugatan terus berdatangan pada Theranos yang akhirnya membuat Holmes tak lagi dapat menutupi kedok penipuannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.