Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Susunan Keyboard "QWERTY"? Ini Sejarahnya

Kompas.com - 09/01/2022, 16:01 WIB
Soffya Ranti,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keyboard atau papan ketik dengan tata letak "QWERTY" mungkin sudah tidak asing lagi bagi Anda, baik di smartphone maupun laptop. Disebut demikian lantaran huruf “Q”, “W”, “E”, “R”, “T”, “Y” tersusun di tatanan paling kiri keyboard.

Mungkin Anda sempat bertanya-tanya mengapa tata letak keyboard tersusun seperti itu. Disusun sedemikian rupa, tentu bukan tanpa tujuan.

Gagasan penyusunan keyboard secara QWERTY, bertujuan untuk memperlambat pengetikan dan kemacetan pada tuts atau tombol. Mengapa justru diperlambat?

Mari lihat lebih dulu bagaimana sejarah tata letak keyboard QWERTY ini dibuat. Muncul pertama kali pada pada awal tahun 1870-an, tata letak QWERTY dirancang dan dibuat oleh Christopher Latham Sholes di mesin tik manual. Sholes adalah seorang editor dan pencetak surat kabar dari Kota Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat.

Baca juga: Mengenal Jenis Keyboard Berdasarkan Tipe Konektor dan Susunan Hurufnya

Sebagai informasi, mesin tik manual adalah mesin ketik jadul, di mana pengguna harus menggeser gindaran untuk lanjut mengetik.

Mulanya, tata letak keyboard mesin ketik manual urut berdasarkan alfabet. Tapi ternyata, susunan keyboard dengan huruf berurutan tersebut membuat mesin tik macet lantaran operator mengetik terlalu cepat.

Saat dua tuts dipencet bebarengan atau dalam waktu sambil berdekatan, hammer atau batang yang berfungsi untuk mencetak tinta huruf di kertas, bisa saling bertumpuk. Walhasil, mesin tik macet dan tidak bisa digerakan dan menyendat proses pengetikan.

Ilustrasi keyboard QWERTY lawas Sholes.Wikipedia Ilustrasi keyboard QWERTY lawas Sholes.

Dari masalah inilah, Sholes menemukan ide bersama teman-temannya, yaitu Carlos Glidden dan Samuel W. Idenya adalah untuk merombak susunan huruf, di mana huruf yang kerap digunakan saat itu, disusun secara acak.

Baca juga: 5 Cara Membersihkan Keyboard Laptop dengan Mudah

Mereka kemudian menciptakan aplikasi paten untuk mesin tulis dengan susunan QWERTY yang dapat mengurangi kerusakan mesin ketik namun tetap efisien dalam pengetikan. Paten itu diberi nama Sholes & Gildden Type Writer.

Mereka kemudian mendaftarkan paten itu ke kantor paten Amerika Serikat (USPTO) dan disetujui pada 23 Juni 1868, dihimpun dari Times of India.

Awalnya disusun "QWE.TY"

Kurang lebih, Sholes membutuhkan waktu lima tahun untuk menyempurnakan penemuannya.  Awal mula tata letaknya adalah QWE.TY dimana huruf “R” sebelumnya diisi dengan karakter titik (.). Hingga kemudian sebelum mendaftarkan patennya karakter titik (.) diganti menjadi “R”.

Prototip mesin tik dengan layout QWE.TY.Smithsonianmag Prototip mesin tik dengan layout QWE.TY.
Hingga saat ini, belum diketahui pasti mengapa Sholes mengubah titik menjadi huruf "R". Konon, hal itu berkaitan dengan teori "Biagram Frequency".

Sederhananya, teori "Biagram Frequency" menyebut bahwa tuts di keyboard harus diacak agar pasangan huruf yang paling sering digunakan dalam bahasa Inggris, seperti "th", "st", atau "er", tidak dieltakan berdekatan.

Banyak pihak menduga, Sholes ingin membantah teori itu dengan meletakkan pasangan huruf "E" dan "R" berjejeran.

Baca juga: Cara Mudah untuk Ganti Keyboard di Ponsel Android

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com