Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Teknologi "Deepfake" di Balik Video Diduga Mirip Nagita Slavina

Kompas.com - 18/01/2022, 15:49 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Sumber Guardian

KOMPAS.com - Jagat maya belakangan ini diramaikan dengan viralnya video yang menampilkan seseorang diduga mirip artis Nagita Slavina, atau yang akrab disapa Gigi.

Kasat reskrim Polres Metro Jakarta Pusat memastikan video berdurasi 61 detik yang diduga mirip artis Nagita Slavina adalah palsu atau hasil rekayasa.

"Hasil koordinasi dengan Siber Polda Metro Jaya video itu fake alias palsu, hasil editing," tegas AKBP Wisnu Wardhana selaku Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Kepolisian tidak menyebutkan teknologi rekayasa apa yang digunakan untuk menyunting video tersebut. Namun, kemungkinan pelaku memanfaatkan teknologi deepfake.

Baca juga: Video Porno Palsu Deepfake Mengancam Perempuan di Internet

Ini bukan pertama kalinya video dengan teknologi deepfake artis tersebar di internet. Sejak beberapa tahun terakhir ini, deepfake memang menjadi teknologi yang paling sering digunakan untuk membuat video porno "palsu".

Menurut laporan outlet media Vox, dari seluruh video deepfake yang ada di internet, mayoritas atau 96 persennya digunakan dalam konteks pornografi.

Parahnya, teknologi deepfake dalam konteks pornografi tersebut seluruhnya atau 100 persen menargetkan perempuan, sebagaimana dihimpun dari Independent.

Apa itu deepfake?

Istilah "deepfake" sendiri lahir pada tahun 2017, ketika seorang pengguna Reddit memposting potongan video porno yang dipalsukan di forum online tersebut.

Video-video yang diposting tersebut menukar wajah selebritas dunia seperti Gal Gadot, Taylor Swift, Scarlett Johansson, dan lainnya, dengan artis porno.

Alhasil, video yang disebarkan tersebut seolah merupakan video milik selebritas tadi. Padahal, yang terjadi adalah pengguna Reddit tersebut mencaplok wajah selebritas tadi, lalu menempelkannya pada video yang memperlihatkan badan orang lain tanpa busana.

Baca juga: Agan Harahap Paparkan Kesulitan Rekayasa Foto Mesra

Hal itu dilakukan sewenang-wenang, tanpa meminta izin ke si pemilik wajah. Alhasil, korban deepfake tampak seakan-akan memainkan aksi porno yang tak korban lakukan.

Hal tersebut bisa terjadi karena deepfake mengandalkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan pembelajaran mendalam (deep learning). Deep learning sendiri merupakan metode pembelajaran algoritmik yang digunakan untuk melatih komputer.

Bila diterapkan pada video, AI dan deep learning itu bisa menghasilkan video palsu yang menampilkan seseorang sedang melakukan atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak mereka lakukan atau katakan.

Kiri: Rekaman asli Barack Obama. Kanan: Simulasi video dengan teknologi Deep Video Portraits.H. Kim et al., 2018/Gizmodo Kiri: Rekaman asli Barack Obama. Kanan: Simulasi video dengan teknologi Deep Video Portraits.
Cara kerja deepfake

Dalam pembuatannya, The Guardian mengungkapkan video deepfake bisa dibuat menggunakan teknik pertukaran wajah. Dengan teknik ini, ada dua algoritma AI yang digunakan, yaitu encoder dan decoder.

Awalnya, pembuat deepfake harus memutar video atau ribuan foto hasil potret dari dua orang melalui algoritma AI yang disebut encoder. Misalnya dalam konteks pornografi, dua orang itu adalah korban deepfake (A) dan pemeran betulan di video porno (B).

Halaman:
Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com