Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lisa, Komputer Apple yang Meluncur 39 Tahun Lalu

Kompas.com - 19/01/2022, 14:16 WIB
Zulfikar Hardiansyah,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 39 tahun lalu Apple memperkenalkan Lisa. Lisa adalah salah satu komputer pribadi pertama yang memiliki antarmuka grafis (GUI) dan mouse.

Lisa diluncurkan pada 19 Januari 1983. Jika dibandingkan dengan komputer Apple saat ini, spesifikasi dari Apple Lisa memang tidak ada yang menarik.

Namun, pada 1983 lalu, Lisa adalah salah satu produk yang dirancang untuk pelanggan bisnis dengan spesifikasi yang mumpuni pada zamannya.

Lisa atau singkatan dari Local Integrated Software Architecture dibekali CPU Motorola 68000 dengan clock rate 5 MHz, dengan RAM sebesar 1 MB.

Baca juga: Apple Jadi Perusahaan Pertama di Dunia Bernilai Rp 42.000 Triliun

Memang secara spesifikasi Lisa jauh tertinggal dari komputer yang diproduksi Apple saat ini seperi iMac. Meski demikian, Apple Lisa saat itu sudah dijual dengan harga sekitar 9.995 dollar AS (Rp 8,9 juta dengan nilai kurs tahun 1980'an).

Lantas apa yang membuat mahal dari komputer Apple satu ini?

Saat itu, Apple Lisa menjadi salah satu komputer pribadi komersial pertama yang menggunakan antarmuka grafis atau GUI (Graphical User Interface) dan dilengkapi dengan perangkat mouse.

GUI merupakan format tampilan komputer yang memungkinkan pengguna untuk memilih perintah, membuka file, dan membuka aplikasi hanya dengan menekan ikon yang ada di layar melalui mouse.

Ilustrasi tampilan GUI Apple Lisainexhibit.com Ilustrasi tampilan GUI Apple Lisa
Memang terdengar remeh jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi antarmuka di komputer saat ini. Namun, sebelum ada GUI, pengguna harus mengetik teks perintah berupa kode untuk bisa menjalankan aplikasi komputer.

Ide untuk menerapkan GUI ke komputer pribadi tidak dikembangkan oleh Apple sendiri. Apple lewat Steve Jobs, mengadaptasi ide itu pada tahun 1979 dari komputer Xerox Alto besutan Palo Alto Research Center (PARC).

Saat itu, PARC memang sudah bisa mengembangkan GUI untuk komputer lewat Xerox Alto yang telah dikenalkan sejak 1973. Xerox Alto kala itu dilengkapi alat print dengan fitur bernama "What You See Is What You Get” (WYSIWYG).

Baca juga: Komputer Pertama Apple yang Masih Berfungsi Dilelang, Laku Rp 5,7 Miliar

Ilustrasi XEROX Altocomputerhistory.org Ilustrasi XEROX Alto
Dengan fitur itu, Xerox Alto bisa mencetak dokumen seperti e-mail yang tampil di layar dengan hanya klik tombol pada mouse.

Fitur ini dapat berjalan dengan memanfaatkan GUI yang kemudian ditiru oleh Apple.

Saat Xerox Alto pertama kali diluncurkan pada 1973.

Namun, Xerox Alto hanya ditujukan untuk kalangan tertentu, seperti pemerintah dan lembaga pendidikan tinggi di Amerika Serikat.

Melihat celah pasar itu, Apple tampaknya ingin mengisi dengan menghadirkan komputer pribadi komersil yang ramah terhadap pengguna melalui penerapan GUI.

Lisa yang diluncurkan dengan harga mahal itu memiliki waktu yang cukup panjang dalam proses pengembangannya.

Hampir sekitar lima tahun Apple mengembangkan Lisa dari awal hingga siap untuk dijual.

Selain dari waktu yang cukup lama, Lisa juga telah banyak menghabiskan banyak sumber daya Apple, baik dari segi sumber daya finansial maupun sumber daya manusia.

Sebagaimana dikutip KompasTekno dari jurnal "Byte" dalam artikel berjudul The Lisa Computer System, Rabu (19/1/2022), pengembangan Lisa saat itu menghabiskan dana sekitar 50 juta dollar AS (sekitar Rp700 miliar jika menggunakan nilai kurs saat ini).

Selain itu, pengembangan Apple Lisa juga melibatkan setidaknya 200 ahli di bidang perangkat keras, perangkat lunak, dan desain. Dengan fitur dan pengeluaran yang dibutuhkan, mungkin Apple Lisa pantas dihargai mahal kala itu.

Baca juga: Apple Sesumbar Jadi Perusahaan Game Pesaing Sony, Microsoft, dan Nintendo

Tentang nama Lisa

Seperti disebutkan di awal, nama Lisa merupakan singkatan dari "Local Integrated Software Architecture". Lisa juga merupakan nama anak perempuan Steve Jobs.

Namun awalnya, Jobs enggan mengakui bahwa nama komputer tersebut diambil dari nama anaknya.

Kisah ini terungkap dalam sebuah buku berjudul "Small Fry" di mana Lisa menceritakan banyak hal, termasuk soal rahasia sang Ayah.

Lisa bercerita, pernah pada suatu hari, ia menanyakan langsung hubungan namanya dengan komputer Lisa. Namun, ketika itu Jobs mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara nama komputer Apple Lisa dengan anaknya.

"Tidak. Maaf, nak," jawab Jobs singkat.

Hubungan antara Steve Jobs dan Lisa pun awalnya tidak berjalan baik.

Mulanya, Jobs tidak mengakui Lisa sebagai putrinya, dan Lisa pun tinggal berdua bersama Chrisann Brennan, ibunya. Hingga akhirnya Jobs dan Lisa melakukan tes DNA dan mendapati kecocokan 94,4 persen.

Baca juga: Melihat Aksi Panggung Steve Jobs Umumkan iPhone Pertama, 15 Tahun Lalu

Pengakuan Steve Jobs soal Lisa

Hingga usia 27 tahun, Lisa masih dihantui pertanyaan tentang nama komputer Apple Lisa.

Pertanyaan itu pun akhirnya terjawab setelah vokalis band U2, Bono, mengajukan pertanyaan yang sama pada Steve Jobs.

Bono, Steve Jobs, dan keluarganya bertemu saat tengah berlibur menggunakan kapal pesiar.

Saat makan siang bersama, Bono bertanya, "Apakah komputer Lisa diambil dari nama dia (Lisa)?"

Ada jeda beberapa saat sebelum akhirnya Jobs menjawab pertanyaan besar tersebut. "Iya, dulunya," aku Jobs.

Lisa pun berterima kasih pada Bono karena menanyakan hal tersebut.

"Itu pertama kalinya ia mengatakan 'iya'. Terima kasih sudah bertanya," kata Lisa sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Vanity Fair.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com