Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5G di Indonesia Diprediksi Baru Optimal Setelah TV Analog Dimatikan

Kompas.com - 24/01/2022, 10:02 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Oleh karena itu, pita frekuensi 700 MHz ini dinilai cocok untuk pemerataan internet di area rural (desa) atau remote area karena jangkauannya yang relatif luas.

Selain itu penggunaan frekuensi 700 MHz juga dapat memperbaiki kualitas sinyal indoor (di dalam gedung) di daerah perkotaan yang memiliki banyak gedung bertingkat.

Optimal di 26 GHz

Di sisi lain, pengamat telekomunikasi Moch S. Hendrowijono, mengungkapkan bahwa komersialisasi jaringan 5G idealnya tetap menggunakan spektrum frekuensi milimeterband, di spektrum 6 GHz ke atas. Contohnya adalah frekuensi 26 GHz dan 35 GHz.

Saat ini, spektrum yang digunakan operator seluler untuk menggelar 5G adalah 1.800 MHz yang digunakan Indosat dan 2.300 MHz yang digunakan Telkomsel.

"Kalau dipaksakan, bisa dimulai komersialisasi 5G di tahun ini, tetapi jelas tidak mungkin optimal," kata Hendro.

Sebab, teknologi 5G di Indonesia saat ini masih mengadopsi non-standalone (NSA). Artinya jaringan 5G digelar di atas infrastruktur 4G yang ada saat ini.

Hendro menegaskan, solusinya, operator seluler tetap harus menunggu pemerintah melelang spektrum milimeterband untuk menghadirkan layanan 5G yang optimal.

"Tahun depan, ketika (pita frekuensi selebar) 1.000 MHz di spektrum 26 GHz dilelang, baru bisa dilaksanakan komersialisasi seenaknya. Terlebih lagi ketika spektrum 35 GHz juga dilepas pemerintah," kata Hendro.

Baca juga: Membandingkan Kecepatan 4G dan 5G Telkomsel, Seberapa Jauh Bedanya?

Farming 26 GHz untuk 5G

Kementerian Kominfo sendiri belum mengumbar kapan spektrum 26 GHz untuk keperluan menggelar 5G bakal dilelang ke operator seluler di Tanah Air.

Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, hanya mengatakan jadwal farming pita 26 GHz akan menyesuaikan kematangan dukungan ekosistem perangkat dan kesiapan dukungan infrastruktur.

Yang jelas, Kominfo telah mengungkapkan rencananya untuk menambah (farming) spektrum untuk "jalan tol" 5G hingga 1.000 MHz di frekuensi 26 GHz pada 2022 ini.

Ketika pita selebar 1.000 MHz di rentang 26 GHz dilelang pemerintah, dan dalam skenario semua operator seluler di Indonesia dapat dengan porsi yang sama rata, maka masing-masing operator seluler setidaknya bakal mendapat alokasi pita selebar lebih dari 200 MHz di rentang 26 GHz.

Hendro mengungkapkan, salah satu kendala yang dihadapi operator seluler dalam menyediakan layanan 5G saat ini adalah alokasi lebar pita frekuensi yang masih kurang untuk menggelar 5G.

Dengan alokasi tersebut, maka operator seluler dapat memenuhi syarat minimum untuk menghadirkan layanan 5G yang optimal.

"Mengingat, satu operator telekomunikasi harus menguasai spektrum frekuensi selebar 100 MHz untuk menggelar layanan 5G yang optimal," kata Hendro.

Telkomsel sendiri meluncurkan layanan 5G dengan memanfaatkan frekuensi 2.300 MHz dengan lebar pita 50 MHz.

Sementara Indosat Ooredoo Hutchison memanfaatkan pita frekuensi di 1.800 MHz (1,8 GHz) dengan lebar pita 20 Mhz untuk menghadirkan layanan 5G.

Baca juga: Ingin Coba Sinyal 5G Indosat? Ini Syarat yang Harus Dipenuhi

Lebar pita yang digunakan Telkomsel dan Indosat tersebut masih jauh dari lebar pita minimal yang dibutuhkan untuk menggelar layanan 5G secara optimal atau melakukan ekspansi jaringan 5G.

"Jadi jawabannya, tunggu milimeterband di 26 GHz, yang mana kalau semua operator dapat sama rata, masing-masing operator seluler punya 200 MHz," pungkas Hendro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com