Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

E-mail Hasilkan Emisi Karbon, Bagaimana Perusahaan Teknologi Mengatasinya?

Kompas.com - 25/01/2022, 10:30 WIB
Kevin Rizky Pratama,
Wahyunanda Kusuma Pertiwi

Tim Redaksi

Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan memanfaatkan energi terbarukan. Sejumlah raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft telah mempublikasikan kampanye bebas karbon (carbon-neutral) dengan memanfaatkan energi terbarukan serta mengembangkan industri berbasis energi bersih.

Sejak tahun 2007, Google mengklaim telah mengoperasikan layanan berbasis komputasi awan (cloud) yang bebas karbon.

"Pada tahun 2007, kami menjadi perusahaan besar pertama yang mencapai netralitas karbon. Ini berarti bahwa layanan yang kami sediakan, termasuk penggunaan Gmail oleh konsumen dan perusahaan, memiliki jejak karbon bersih nol," jelas Country Director Google Cloud Indonesia, Megawaty Khie kepada KompasTekno.

Baca juga: Google Earth Buktikan Perubahan Iklim Itu Nyata

Upaya pelestarian lingkungan tersebut berlanjut hingga tahun 2017, ketika Google memproklamirkan pihaknya telah menjadi salah satu perusahaan yang menggunakan sumber energi yang dapat diperbaharui.

Tak lagi mengandalkan bahan bakar fosil, Google mengimplementasikan teknologi pembangkit listrik tenaga angin dan surya untuk memasok konsumsi listrik yang dibutuhkan.

"Pada tahun 2017, kami melangkah lebih jauh dan menjadi perusahaan pertama seukuran kami yang mencocokkan 100 persen konsumsi listriknya dengan energi terbarukan. Kami terus melakukan ini setiap tahun sejak itu," lanjut Megawaty.

Mengacu pada laporan bertajuk "Google Environmental Report 2020", Google mengklaim bahwa layanan Gmail mampu mengurangi dampak emisi gas rumah kaca yang dihasilkan hingga 98 persen, dibandingkan dengan layanan e-mail yang dijalankan melalui server lokal.

Tercatat pada akhir tahun 2019, Google telah memiliki 19 area operasional serta 21 data center yang tersebar di empat benua di dunia.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Google, jumlah aktivitas komputasi yang dilakukan oleh data center meningkat hingga 550 persen di antara tahun 2010 hingga 2018.

Namun, jumlah energi yang dikonsumsi oleh data center hanya tumbuh sebesar 6 persen selama periode yang sama.

Ini menandakan bahwa pusat data masih menyumbang sekitar 1 persen dari konsumsi listrik global, meski turut disertai dengan pertumbuhan penggunaan energi listrik yang masif.

Baca juga: Bos Amazon Donasi Rp 137 Triliun untuk Tanggulangi Perubahan Iklim

Google nampaknya akan terus melanjutkan komitmen pelestarian lingkungan hingga tahun 2030, yakni dengan menjalankan bisnis dengan energi bebas karbon.

Dalam waktu kurang dari 10 tahun ke depan (terhitung dari tahun 2020), Google mengeklaim akan berupaya untuk membantu lebih dari 500 kota dengan mengurangi 1 Gigaton emisi karbon yang dihasilkan setiap tahunnya.

Selain Google, Microsoft juga menjadi salah satu perusahaan yang mengampanyekan langkah bebas emisi karbon.

Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari situs resmi Microsoft, Selasa (25/1/2022), Microsoft memperkirakan menyumbang 16 juta metrik ton karbon di tahun 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com