KOMPAS.com - Sekelompok peneliti asal University of California, Santa Barbara, AS telah menemukan cara baru untuk mendeteksi virus SARS-Cov-2 (Covid-19) dan Influenza.
Melalui metode bernama smaRT-LAMP, nantinya tes Covid-19 dapat dilakukan dengan mengandalkan bantuan kamera ponsel.
Menariknya, tes smaRT-LAMP diklaim mampu menawarkan harga yang lebih terjangkau dan memiliki tingkat akurasi yang setara dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Penemuan tersebut dijelaskan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan 28 Januari 2022 lalu melalui situs JAMA Network Open.
Baca juga: Cara Cek dan Download Sertifikat Vaksin Covid-19 di Situs PeduliLindungi.id
Dalam praktiknya, pengujian smaRT-LAMP juga mengandalkan sebuah aplikasi bernama Bacticount yang memanfaatkan kamera belakang ponsel untuk bisa mendeteksi adanya patogen yang terdapat pada cairan liur manusia.
Pengujian smaRT-LAMP menggabungkan kombinasi antara kamera ponsel, aplikasi Bacticount, sebuah heat block, piringan panas (hot plate), lampu LED, serta kotak kardus untuk mengisolasi sampel.
Untuk bisa mendeteksi virus Covid-19, para peneliti memasukkan sampel air liur manusia ke dalam alat tes yang ditaruh di atas piringan panas.
Selanjutnya, peneliti menuangkan larutan khusus untuk memperkuat RNA virus yang kemungkinan terdapat pada sampel air liur.
Proses ini juga dikenal dengan nama Loop-mediated Isothermal Amplification atau disingkat menjadi LAMP.
Setelah larutan tersebut dituangkan, maka peneliti akan meletakkan sebuah papan kardus yang ditumpuk dengan lampu LED di atasnya. Dengan aplikasi Bacticount, peneliti bisa melihat sampel dari bagian atas kardus yang ditutupi lampu LED, dengan bantuan kamera ponsel.
Nantinya, akan muncul indikasi yang bisa membedakan apakah sampel air liur memang mengandung virus SARS-Cov-2 atau tidak.
Apabila sampel air liur mengandung patogen virus, maka sampel tersebut akan terlihat bercahaya warna merah.
Baca juga: Video 23 Detik Tunjukkan Ganasnya Virus Corona Bunuh Sel Otak
Cahaya ini muncul karena adanya kandungan fluoresen pada larutan khusus yang sebelumnya dituangkan kepada sampel air liur.
Semakin banyak patogen yang ada pada sampel, maka semakin cepat pula sampel air liur berpendar. Proses ini akan dideteksi secara otomatis oleh aplikasi Bacticount.
Sejumlah peneliti mengatakan bahwa pengujian smaRT-LAMP hanya memakan biaya sebesar 100 dolar AS atau sekitar Rp 1,4 juta.
Untuk pengujian smaRT-LAMP berikutnya, pengguna hanya perlu menyediakan dana sebesar 7 dolar AS (sekitar Rp 100.000) untuk membeli bahan tes yang diperlukan.
Alhasil, besaran biaya yang diperlukan untuk melakukan tes smaRT-LAMP diklaim jauh lebih terjangkau dibandingkan tes PCR pada umumnya.
Sayangnya, untuk sementara, tes smaRT-LAMP hanya dapat mengandalkan ponsel Samsung Galaxy S9 saja. Hal ini disebabkan lantaran kalibrasi kamera khusus yang hanya dimiliki model perangkat tersebut.
Baca juga: Begini Cara Menyaring Kabar Covid-19 di WhatsApp, Facebook, Instagram, dan Twitter
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan jika nantinya akan ada lebih banyak varian perangkat yang dapat menunjang pengujian smaRT-LAMP.
Perlu dicatat bahwa peneliti asal University of California telah menguji coba metode ini kepada 50 pasien penderita Covid-19.
Sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Gizmodo, Kamis (3/2/2022), pengujian smaRT-LAMP bahkan bisa dimodifikasi sedemikian rupa untuk membantu mendeteksi varian virus Covid-19 terbaru.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.