Sekitar akhir 2020, Facebook pernah mengeluarkan prediksi yang menyebut bahwa pengiklan bakal kehilangan sekitar 50 persen pendapatan iklan dari platform iOS, sesaat setelah fitur ATT dikenalkan Apple.
Masih di tahun yang sama, Facebook akhirnya memprotes kebijakan privasi baru Apple dengan memasang iklan satu halaman penuh di beberapa surat kabar besar di Amerika Serikat, seperti Washington Post dan New York Times.
Baca juga: Facebook Dua Kali Pasang Iklan di Koran untuk Protes Apple
Isi iklan tersebut memiliki pesan bahwa kebijakan Apple bakal menyulitkan pelaku usaha kecil. Fitur ATT disebut bukan ditujukan untuk meningkatkan privasi, melainkan hanya untuk meraup keuntungan.
Setelah iklan itu beredar, juru bicara Apple menampik protes Facebook dengan menyebut fitur ini semata-mata hanya untuk meningkatkan privasi pengguna.
Ia juga mengungkap bahwa Facebook tidak perlu repot untuk membuat mekanisme baru penargetan iklan di iOS.
Dalam isu ini, Facebook memang kerap melayangkan protes pada Apple dengan nada yang menyinggung fitur ATT bakal merugikan pengusaha kecil.
Di sisi lain, ternyata banyak pengguna iPhone yang memilih tidak bersedia untuk di lacak oleh aplikasi pihak ketiga. Studi dari perusahaan konsultan iklan AppsFlyer, pada Oktober 2021, menyebut 62 persen pengguna iPhone memilih untuk tidak membagikan IDFA mereka.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.