Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Tidak Masalah Hidup Tanpa Facebook dan Instagram

Kompas.com - 10/02/2022, 12:03 WIB
Lely Maulida,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belum lama ini Meta Platforms Inc. (dulu Facebook Inc.) menyerahkan laporan tahunan perusahaan ke Komisi Sekuritas dan Perdagangan (Securities and Exchange Commission/SEC) Amerika Serikat.

Dalam laporan tersebut, perusahaan menyatakan adanya kemungkinan untuk menutup layanan Facebook dan Instagram di Eropa.

Hal tersebut disebabkan ketatnya Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) yang berlaku di Uni Eropa, sehingga Meta kesulitan menargetkan iklan ke penggunanya. 

Alih-alih khawatir, rencana Meta tersebut justru disambut positif oleh pejabat Uni Eropa. Dua pejabat itu adalah Menteri Ekonomi Jerman dan Menteri Keuangan Prancis. Keduanya menyatakan dukungan untuk menutup layanan Meta di Eropa.

"Saya hidup tanpa Facebook dan Twitter selama empat tahun dan merasa hidup ini luar biasa," kata Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, dikutip KompasTekno dari GSM Arena, Kamis (10/2/2022).

Undang-undang privasi baru di Uni Eropa dinilai menyulitkan Meta untuk beroperasi, karena mengharuskan semua perusahaan untuk memproses data pengguna di server lokal Eropa.

Baca juga: Warga Eropa Terancam Tak Bisa Pakai Facebook dan Instagram

Meta mengalami kendala atas hal tersebut karena data pengguna Facebook dan Instagram diproses di server AS dan Eropa.

Dengan demikian, Meta dengan tegas menyatakan tidak dapat mematuhi aturan baru karena transfer data pengguna di seluruh benua merupakan hal penting untuk operasional bisnis perusahaan serta kepentingan penargetan iklan.

Oleh karena itu, Meta memperingatkan adanya kemungkinan penangguhan layanan di Eropa.

Dalam kesempatan yang sama dengan Menteri Keuangan Prancis, Le Maire mengatakan bahwa hidup tanpa Facebook akan sangat baik.

"Saya dapat mengonfirmasi bahwa hidup ini sangat baik tanpa Facebook dan kita akan hidup dengan sangat nyaman tanpa Facebook. Raksasa digital seharusnya mengerti bahwa Benua Eropa akan melawan dan menegakkan kedaulatan," ujar Le Maire, seperti dikutip KompasTekno dari India Today.

Dua pejabat Uni Eropa itu juga berkata bahwa Meta harus mematuhi aturan baru atau menangguhkan layanannya di Eropa.

Baca juga: Facebook Terancam Rugi Rp 143 Triliun gara-gara Apple

Menangguhkan atau menutup layanannya di Eropa tentu bukan pilihan terbaik karena berisiko terhadap kerugian besar bagi perusahaan.

Laporan lain dari AFP menyebutkan bahwa Meta sudah mengeluarkan pernyataan yang secara tersirat menyatakan perusahaan tidak berencana untuk keluar dari Eropa karena undang-undang privasi baru.

"Kami sama sekali tidak memiliki keinginan dan rencana untuk mundur dari Eropa, tetapi kenyataannya, Meta dan banyak bisnis lainnya, organisasi serta layanan lainnya bergantung pada transfer data antara Uni Eropa dan AS untuk mengoperasikan layanan global," demikian pernyataan Meta yang dikutip AFP.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com