KOMPAS.com - Selama ini, aplikasi di ponsel memang diketahui mengumpulkan dan membagikan data milik penggunanya. Termasuk aplikasi di ponsel berbasis sistem operasi iOS, iPhone.
Data tersebut digunakan untuk beberapa tujuan, seperti kebutuhan iklan pihak ketiga, analitik, personalisasi produk, hingga "tujuan lain".
Dari 10 aplikasi media sosial populer yang ada di iOS, TikTok milik ByteDance dan YouTube milik Google disebutkan menjadi aplikasi yang paling banyak membagikan data pengguna iPhone ke pihak yang berpotensi sebagai pelacak.
Setidaknya begitulah menurut riset terbaru dari URL Genius, sebuah perusahaan pemasaran iklan melalui ponsel.
Hasil riset URL Genius mengungkapkan, dalam satu kali kunjungan, data pengguna YouTube dan TikTok dibagikan setidaknya ke-14 jaringan (network) berbeda. Network ini berpotensi sebagai pelacak data pengguna.
Dalam kasus YouTube, aplikasi streaming video milik Google ini melakukan kontak ke 14 domain berbeda.
Lalu, empat kontak sisanya dilakukan ke domain pihak ketiga.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar data pribadi pengguna digunakan YouTube untuk tujuannya sendiri, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNBC, Jumat (11/2/2022).
Mulai dari melacak riwayat pencarian online, lokasi Anda, hingga untuk menayangkan iklan yang relevan kepada pengguna.
Nah, aplikasi berbagi video singkat milik ByteDance juga tercatat melakukan kontak dengan 14 network berbeda.
Kebalikan dengan YouTube, mayoritas atau sebanyak 13 kontak yang dilakukan TikTok adalah ke domain pihak ketiga. Domain ini kemungkinan besar adalah pelacak yang dapat mengumpulkan data pengguna.
Baca juga: iOS 15 Bisa Lacak iPhone Meski dalam Kondisi Mati
Selain YouTube dan TikTok, media sosial yang paling banyak membagikan data pengguna iPhone dalam satu kunjungan adalah Twitter, Telegram, LinkedIn, Instagram, Facebook, Snapchat, Messenger, dan terakhir WhatsApp.
Melalui Record App Activity, pengguna dapat melihat riwayat ketika aplikasi melakukan kontak atau komunikasi dengan domain tertentu.
Terkadang kontak dilakukan ke domain aplikasi itu sendiri (pihak pertama), tetapi kontak lebih sering dilakukan ke domain pihak ketiga yang diyakini untuk keperluan pelacakan.
Selama kontak terjadi, tidak jelas data apa yang dibagikan dari aplikasi ke domain yang dikontak. Yang jelas, menurut URL Genius, domain pihak ketiga yang dikontak aplikasi dapat melacak aktivitas pengguna di situs lain bahkan setelah pengguna tidak mengakses aplikasi.
Baca juga: Apple dan Android Adu Banyak Sedot Data Pengguna, Juaranya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.