Satelit Starlink ini biasanya ditempatkan di LEO yang jaraknya sekitar 210 km di atas Bumi.
Namun, saat proses penempatan, 49 satelit yang dibawa Falcon 9 mengalami hambatan udara yang sangat besar ketimbang biasanya, saat berada di sekitar 209 km di atas Bumi.
Hambatan udara ini membuat satelit justru kembali ke arah Bumi, alih-alih mencapai posisi seharusnya di 210 km di atas Bumi.
Hambatan udara yang lebih besar ini agaknya merupakan efek dari badai matahari tersebut.
Akhirnya, untuk menyelamatkan satelitnya, SpaceX dilaporkan mengaktifkan mode aman pada 49 satelit Starlink tersebut.
Baca juga: Separah Apa Kiamat Internet yang Dipicu Badai Matahari Ekstrem?
"Tim Starlink memerintahkan satelit ke mode aman di mana mereka akan terbang (seperti selembar kertas) untuk meminimalkan hambatan—untuk secara efektif 'berlindung dari badai'," kata SpaceX.
Namun, mode aman itu ternyata hanya mampu menyelamatkan 9 satelit saja. Sementara 40 satelit sisanya tidak bisa selamat dari badai dan jatuh ke atmosfer Bumi.
Menurut Time, 40 satelit Starlink itu akan habis terbakar saat memasuki atmosfer Bumi.
SpaceX sebagai perusahaan yang menaungi Starlink, memuji dirinya sendiri karena berhasil menangani masalah jatuhnya 40 satelit ini dengan risiko minimal, sehingga tidak berdampak terhadap satelit lain, serta orang atau properti di Bumi.
Badan luar angkasa Amerika Serikat, NASA sendiri masih bungkam soal peristiwa jatuhnya 40 satelit Starlink ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.