Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

40 Satelit Internet Elon Musk Jatuh ke Bumi

Kompas.com - 16/02/2022, 19:24 WIB
Galuh Putri Riyanto,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber TIME

KOMPAS.com - Layanan internet satelit milik Elon Musk, Starlink, harus kehilangan puluhan satelit barunya akibat badai matahari.

Sebanyak 40 dari total 49 satelit baru yang diluncurkan awal Februari, lalu dilaporkan jatuh karena badai matahari tersebut.

Padahal, 49 satelit baru milik Starlink ini rencananya bakal bergabung dengan 1.925 satelit Starlink lainnya di orbit. 49 satelit tambahan ini diluncurkan untuk meningkatkan ketersediaan akses internet Starlink.

Menurut laporan Time, jatuhnya 40 satelit tersebut dikarenakan Starlink mengabaikan peringatan dari Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa (Space Weather Prediction Center/SWPC) Amerika Serikat.

Pada 29 Januari 2022, SWPC telah mengeluarkan peringatan akan datangnya badai matahari dengan tingkat keparahan "sedang".

Baca juga: 2 Bulan, Internet Cepat Starlink Elon Musk Dipesan 500.000 Orang

Badai Matahari sendiri adalah peristiwa berupa ledakan atau pelepasan energi di matahari dengan skala yang besar.

Peneliti SWPC memperkirakan badai matahari tersebut sampai ke atmosfer Bumi sekitar tanggal 2-3 Februari 2022.

Saat sampai di Bumi, secara teori, atmosfer akan mengalami gangguan. Badai Matahari dapat menyebabkan gangguan pada kondisi di atmosfer, khususnya pada lapisan ionosfer.

Meski sudah ada peringatan tersebut, Starlink tetap "bandel" meluncurkan 49 satelit barunya sesuai jadwal sebelumnya, yaitu 3 Februari 2022 atau pada waktu yang sama saat badai matahari diprediksi sampai ke atmosfer Bumi.

Rentetan satelit Starlink SpaceX di angkasa. Tahun depan (2020), jumlahnya bertambah. Rentetan satelit Starlink SpaceX di angkasa. Tahun depan (2020), jumlahnya bertambah.
Pada Kamis, 3 Februari 2022, roket bikinan perusahaan Space Exploration Technologies Corp (SpaceX) yang juga dimiliki Elon Musk, Falcon 9 membawa dan meluncurkan 49 satelit Starlink ke orbit rendah Bumi (low-earth-orbit/LEO).

Satelit Starlink ini biasanya ditempatkan di LEO yang jaraknya sekitar 210 km di atas Bumi.

Namun, saat proses penempatan, 49 satelit yang dibawa Falcon 9 mengalami hambatan udara yang sangat besar ketimbang biasanya, saat berada di sekitar 209 km di atas Bumi.

Hambatan udara ini membuat satelit justru kembali ke arah Bumi, alih-alih mencapai posisi seharusnya di 210 km di atas Bumi.

Hambatan udara yang lebih besar ini agaknya merupakan efek dari badai matahari tersebut.

Akhirnya, untuk menyelamatkan satelitnya, SpaceX dilaporkan mengaktifkan mode aman pada 49 satelit Starlink tersebut.

Baca juga: Separah Apa Kiamat Internet yang Dipicu Badai Matahari Ekstrem?

"Tim Starlink memerintahkan satelit ke mode aman di mana mereka akan terbang (seperti selembar kertas) untuk meminimalkan hambatan—untuk secara efektif 'berlindung dari badai'," kata SpaceX.

Namun, mode aman itu ternyata hanya mampu menyelamatkan 9 satelit saja. Sementara 40 satelit sisanya tidak bisa selamat dari badai dan jatuh ke atmosfer Bumi.

Menurut Time, 40 satelit Starlink itu akan habis terbakar saat memasuki atmosfer Bumi.

SpaceX sebagai perusahaan yang menaungi Starlink, memuji dirinya sendiri karena berhasil menangani masalah jatuhnya 40 satelit ini dengan risiko minimal, sehingga tidak berdampak terhadap satelit lain, serta orang atau properti di Bumi.

Badan luar angkasa Amerika Serikat, NASA sendiri masih bungkam soal peristiwa jatuhnya 40 satelit Starlink ini.

Namun, pada 7 Februari 2022 lalu, NASA telah menuliskan surat sebanyak lima lembar kepada Komisi Komunikasi Federal (FCC) AS, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Time, Rabu (16/2/2022).

Baca juga: Starlink, Bintang Baru di Angkasa Kita

Surat tersebut menjelaskan kekhawatiran NASA terhadap layanan internet Starlink secara keseluruhan, terutama soal rencana perusahaan Elon Musk itu untuk meluncurkan total lebih dari 30.000 satelit untuk layanan Starlink.

NASA khawatir, 30.000 satelit Starlink itu akan meningkatkan risiko tabrakan antara satelit dengan benda lain yang ada di orbit rendah Bumi, seperti termasuk pesawat ruang angkasa berawak.

Selain itu, NASA juga khawatir 30.000 satelit yang akan diluncurkan untuk layanan Starlink bakal mengganggu pengamatan atmosfer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber TIME
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com